REPUBLIKA.CO.ID, PALU — Duta Baca Nasioanl Najwa Shihab mengingatkan agar alokasi Dana Desa jangan hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, tapi juga untuk pembangunan pendidikan.
"Saat ini kami sudah usulkan ke Presiden dan Alhamdulillah, sudah ditanggapi walaupun sekarang belum terealisasi," kata Najwa yang juga jurnalis senior itu di Palu, dilansir dari Antara, Jumat (3/11).
Najwa mencontohkan penggunaan Dana Desa itu seperti membangun perpustakaan desa dan mengaktifkan kegiatan literasi di perdesaan. Dari segi aturan, hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan.
"Saya juga sudah bertemu dengan Menteri Desa, itu aturan memungkinkan, tapi lagi-lagi karena Dana Desa, tidak bisa dari atas, tetapi melalui musyawarah desa," ujarnya.
Yang perlu dilakukan, Najwa mengatakan, harus berusaha meyakinkan kepala desa dan masyarakat bahwa dana sekitar Rp 1 miliar itu, jangan semua dipakai untuk infrastruktur. Sebagian bisa dibelanjakan untuk membeli buku atau pun melengkapi sekolah, minimal pendidikan anak usia dini (PAUD).
Najwa melakukan kunjungan ke Kota Palu, Kamis (2/11). Najwa di Palu bertemu dan memberikan motivasi kepada ribuan mahasiswa di Universitas Tadulako (Untad) Palu.
Dalam kegiatan itu, Najwa memberikan apresiasi kepada pelaksana kegiatan, karena memberikan ide kreatif, yakni peserta hanya dibebankan membawa buku, yang kemudian akan disalurkan untuk menambah bahan-bahan bacaan.
"Mudah-mudahan akan semakin semarak kegiatan literasi di sini," katanya.
Dalam kegiatan itu, Najwa Shihab juga memberikan penjelasan bahwa dia belum berminat untuk menjadi menteri setelah mundur dari salah satu media nasional, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan informasi yang menyatakan dia akan menjadi menteri tidak benar. Dia mengatakan berhenti dari salah satu stasiun televisi, bukan berarti berhenti dari profesi sebagai wartawan.
Di Palu, selain menjadi motivator bagi mahasiswa Universitas Tadulako, Najwa juga mengunjungi rumah sahabat orang tuanya, yakni Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf Aljufri serta berziarah ke makam pendiri perguruan Alkhairaat Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri.
"Ini kali pertama saya menginjakaan kaki di Kota Palu," katanya.