REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPW PKS Jawa Barat Ahmad Syikhu menegaskan hingga saat ini belum ada indikasi Partai Gerindra meninggalkan PKS terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018-2023. "Belum ada indikasi Gerindra meninggalkan PKS pada sisi level pucak pimpinan (DPP). Masih solid dan kalau pun pencabutan dari pusat akan kita sikapi. Tapi sampai sekarang belum ada kalau pun ada itu hanya gejolak di internal," kata Ahmad Syaikhu disela-sela menerima kunjungan Deddy Mizwar, di Bandung, Jumat (27/10).
Menurut Syaikhu, keputusan di tingkat pusat PKS dan Gerindra masih tetap mengusung pasangan Deddy Mizwar dan dirinya di Pilgub Jawa Barat 2018. "Bahwa selama ini dengan Gerindra, saya masih memegang komitmen Pak Prabowo. Pak Prabowo mengundang langsung saya ke rumahnya meminta saya untuk menjadi pendamping Pak Demiz di Pilgub Jabar, jadi sampai sekarang belum ada pencabutan atau penarikan dari pimpinan pusat (DPP Partai Gerindra)," kata Syaikhu
Menurut Syaikhu, kalau ada langkah-langkah pencabutan dari pimpinan pusat Gerindra, baru akan disikapi juga oleh pihaknya. "Saya tak perlu menanggapi terlalu jauh. Sampai sekarang belum ada penarikan dari pimpinan Gerindra. Jadi, hanya gejolak kecil," katanya.
Sementara itu Deddy Mizwar meminta agar wartawan mengkonfirmasi DPP Partai Gerindra terkait sikap DPD Partai Gerindra Jawa Barat yang mencabut dukungan untuk dirinya dan Ahmad Syaikhu di Pilgub Jawa Barat 2018. "Kalau soal penegasan silakan tanya kepada Ketua DPP masing-masing. Yang sudah ada SK-nya saja bisa dicabut apalagi yang belum, kan belum ada SK (pengusungan dirinya dan Ahmad Syaikhu). Dirinya mengaku santai menghadapi pelaksanaan Pilgub Jawa Barat 2018 walaupun sudah mengantongi dukungan dari PKS dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Demiz menilai, pencabutan dukungan oleh DPD Gerindra, harus dicermati dengan santai jangan memperkeruh suasana. Karena, dalam mencalonkan figur di Pilgub Jabar, antara calon dan partai harua selaras. Misalnya, Ahmad Syaikhu ditugaskan oleh partainya untuk maju ke Pilgub Jabar pasti penilainnya jauh. Karena, !da kepentingan partainya yang harus diemban. Begitu juga yang non kader. "Ini bukan buruh dan majikan.Tak hanya sekedar pragmatisme tapi masalah moralitas," katanya.