REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendukung penuh langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkap Bupati Nganjuk Taufiqurrahman dalam operasi tangkap tangan (OTT). Soekarwo mengaku langsung meminta maaf kepada Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo setelah adanya peristiwa OTT tersebut.
"Saya mendukung apa yang dilakukan oleh KPK. Saya telepon Pak Mendagri (Tjahjo Kumolo). Saya minta maaf kok ada tambahan lagi (kepala daerah di Jatim yang terjaring OTT) seperti itu," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo di Shangri La Surabaya, Jalan Mayjen Sungkono Nomor 120, Pakis, Surabaya, Kamis (26/10).
Pakde Karwo mengaku telah berusaha keras memperbaiki sistem pelayanan publik yang ada di daerah-daerah Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah membangun sistem pelayanan pemerintah terhadap pelayanan publik.
Tetapi, dia mengatakan, soal pemerasan dan korupsi itu tidak bisa diatur dalam sistem. Menurutnya, perilaku korupsi hanya berhubungan dengan rasa takut dan integritas dari pejabat yang bersangkutan.
“Tapi mengancam dan memeras kan tidak bisa diatur dalam sistem itu karena urusannya kan takut dan tidak takut. Sistem takut dan tidak takut atau integritas enggak bisa dimasukan mesin lho," ujar Pakde Karwo.
Sebelumnya, Tim Satuan Tugas (Satgas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Nganjuk Taufiqurrahman lewat operasi tangkap tangan (OTT). Bupati Nganjuk itu ditangkap bersama sejumlah pejabat dan pihak swasta.