REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sudah lebih dari sepekan warga Kota Bandung sulit mendapatkan gas elpiji kemasan tabung tiga kilogram (kg). Kalaupun ada, harga gas elpiji bersubsidi tersebut mahal.
Dalam situasi pasokan normal harga gas elpiji tiga kg di kisaran Rp 20 ribu per tabung. Namun dalam sepekan terakhir ini harganya mencapai Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per tabung.
"Sudah muter-muter nggak dapat. Lima warung saya datangi tapi pada kosong," kata Handayani (45 tahun) warga Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, Kota Bandung kepada Republika, Senin (23/10).
Menurut ibu tiga anak ini, sulitnya mendapatkan gas elpiji serta harganya yang mahal juga dikeluhkan para tetangganya. Mereka rela berkeliling mencari warung yang masih menjual gas elpiji.
Kalau membeli di agen, imbuh dia, harus rela menunggu berjam-jam. Sebab, kata dia, banyak warga yang antre untuk mendapatkan gas tersebut."Rebutan sama pedagang pengecer kalau beli di agen," tutur dia.
Hal yang sama juga diungkapkan Neneng (59). Pembuat makanan olahan ini mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilo gram.
Padahal, imbuh dua, dalam sehari ia membutuhkan satu tabung gas untuk mengolah jajanan pasar. Ia pun terpaksa harus berkeliling untuk mendapatkan gas tersebut.
"Untungnya ada anak saya yang bungsu. Dia bisa keliling cari gas ke daerah yang agak jauh," ujar Neneng.