REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Bambang Mei Finarwanto mengatakan, pemilihan kepala daerah (Pilkada) NTB 2018 menjadi momentum bagi generasi muda dan perempuan untuk lebih aktif mewarnai ruang partisipasi politik.
"Keterlibatan kaum muda dan perempuan merupakan energi perubahan dalam menentukan pilihan rekrutmen kepemimpinan di daerah agar lebih baik di mata masyarakat," ujar Bambang kepada Republika di Mataram, NTB, Senin (9/10).
Bambang mengimbau generasi tua, dan tokoh partai politik di NTB memberikan kepercayaan, ruang, dan jalan bagi kaum muda NTB untuk mengakselerasi proses politik yang sedang berlangsung, baik untuk Pilkada 2018 maupun Pileg 2019.
"Berikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada orang muda dalam mendisain proses politik yang sedang berlangsung ini," lanjut Bambang.
Momentum pilkada, lanjut Bambang, merupakan test case untuk membentuk karakter kepemimpinan kaum muda saat diberi kepercayaan mengelola dinamika politik di NTB.
Bambang menyakini keterlibatan anak muda dari beragam strata sosial dan afiliasi politik yang berbeda akan memperkuat identitas NTB yang plural, setara, dan anti diskriminasi.
"Bagaimanapun juga kaum muda memiliki energi, pandangan, pikiran yang lebih maju, dan tidak ingin melihat status quo yang membosankan itu," lanjut Bambang.
Sekretaris M16 Lalu Athari Fadullah mengatakan saat ini mulai muncul figur muda potensial di NTB yang memiliki masa depan politik yang tersebar di berbagai profesi dan partai. Athari menambahkan, dalam konstestasi Pilkada NTB juga mulai terlihat perpaduan komposisi pasangan tua-muda yang akan maju dalam Pilkada NTB 2018.
Athari menilai, figur pemimpin muda memegang peranan dalam Pilkada NTB 2018. "Siapapun nanti pemenangnya Pilkada 2018, akan terlihat figur pemimpin NTB yang disenangi dan dipilih kaum muda. Hal ini bisa jadi pemilih muda menginginkan suasana yang baru dalam memimpin di daerah," kata Athari.