Jumat 29 Sep 2017 13:58 WIB

Fraksi PAN Minta Massa Aksi 299 Waspadai Provokasi

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Massa aksi 299.
Foto: Rahma sulistya
Massa aksi 299.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi PAN meminta semua pihak untuk tetap mewaspadai tindakan provokasi yang bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang punya kepentingan tidak baik. Apalagi, isu yang diangkat sampai hari ini masih dianggap sensitif, sehingga diperlukan kewaspadaan agar aksi damai ini tidak disusupi.

Sekretaris Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menilai, kekhawatiran bangkit kembalinya komunisma adalah sesuatu yang positif. Menurutnya, hal itu menandakan adanya kesadaran historis di tengah masyarakat akan bahaya komunisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sejarah Indonesia telah mencatat pengalaman buruk dengan ideologi komunisme di masa lalu.

"Sebetulnya, semua pihak boleh saja khawatir. Sebab, sebagai bangsa, kita semua tidak bisa menerima ideologi komunis berkembang di masyarakat. Yang paling jelas, ideologi itu bertentangan dengan Pancasila, khususnya sila pertama," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/9) siang.

Dalam konteks itu, pemerintah diminta untuk senantiasa menggelorakan semangat antikomunisme di Indonesia. Dengan begitu, generasi muda Indonesia dapat dibentengi dari arus perkembangan ideologi ini dari masa ke masa. Dinamika dan gerak perubahan zaman tentu tidak boleh mengikis ideologi Pancasila yang terbukti telah berhasil menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.

Fraksi PAN MPR RI meminta agar aksi 299 yang akan digelar dapat berjalan aman dan tertib. Penyampaian pendapat di muka umum adalah hak yang dijamin di dalam UU. Karena itu, aparat keamanan diminta untuk mengawasi aksi tersebut sehingga berjalan secara damai dan penyampaian aspirasi dapat dilaksanakan dengan baik.

"Saya yakin, aksi ini akan berjalan tertib, aman, dan damai. Aksi seperti ini sudah sering dilaksanakan. Hasilnya bagus. Kita sudah sangat dewasa di dalam berdemokrasi. Karena itu, saya kira tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement