Selasa 26 Sep 2017 19:03 WIB

Ratusan Umat Hindu Lombok Doakan Gunung Agung Baik-Baik Saja

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung yang berstatus awas di Desa Datah, Karangasem, Bali, Selasa (26/9).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Seorang warga beraktifitas di rumahnya yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Gunung Agung yang berstatus awas di Desa Datah, Karangasem, Bali, Selasa (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Umat Hindu di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar persembahyangan bersama dan penggalangan dana di Pura Jagatnatha Mayura, Mataram, NTB, Selasa (26/9) sore. Acara yang sedianya digelar pukul 16.00 WITA terpaksa mundur hingga 17.30 WITA lantaran hujan lebat yang mengguyur tempat peribadatan umat Hindu di Mataram ini.

Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB I Gusti Lanang Patra mengatakan, Suku Bali yang berada di Lombok memiliki kedekatan sejarah dengan warga Karangasem, yang menjadi lokasi terdampak aktivitas Gunung Agung di Bali. "Bisa dikatakan warga (Suku) Bali yang tinggal di Lombok, 70 persen itu (berasal) dari Karangasem," ujar Lanang di Pura Jagatnatha Mayura, Mataram, NTB, Selasa (26/9) petang.

Tak heran, Lanang mengatakan, jika banyak warga Bali yang tinggal di Lombok khawatir akan kondisi keluarga mereka yang banyak berada di Karangasem. Lanang menambahkan, ikatan kekeluargaan ini pula yang melatarbelakangi warga Karangasem yang memilih mengungsi sementara ke rumah keluarga mereka di Lombok.

Lanang menilai banyak warga Karangasem yang mengalami kepanikan lantaran gempa yang kerap mengguncang kampungnya dalam beberapa hari terakhir, hingga memutuskan mengungsi ke Lombok. Menurut perkiraan Lanang, jumlah pengungsi dari Karangasem ke Lombok Mencapai ratusan orang.

"Tapi angka pastinya kita tidak tahu karena mereka berangkat sendiri-sendiri dan sudah berkoordinasi dengan keluarga di sini," lanjut Lanang.

Bagi yang tidak memiliki keluarga di Lombok, PHDI NTB membuka Komplek Pura Mayura di Kota Mataram untuk tempat tinggal sementara bagi para pengungsi. Di pura ini juga, ratusan umat Hindu dengan khusyuk beribadah demi keselamatan warga Karangasem dan wilayah sekitarnya yang terdampak Gunung Agung.

Lanang menceritakan, bencana meletusnya Gunung Agung pada 1963, menyisakan trauma yang mendalam bagi warga di sekitar Gunung Agung. PHDI NTB menyatakan keprihatinan yang mendalam bagi warga Bali yang terdampak. Penggalangan dana yang dilakukan diharapkan mampu sedikit meringankan beban para warga yang banyak tersebar di titik-titik pengungsian di Bali.

"Mereka belum tahu sampai kapan akan mengungsi, bahkan ada yang memprediksi sampai berbulan-bulan sehingga mereka akan kehilangan (pendapatan) ekonomi, pendidikan, lahan pertanian ditinggal, dan kehilangan hewan ternak. Semoga penderitaan ini akan cepat berakhir," kata Lanang menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement