REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem dinaikkan dari level tiga (siaga) ke level empat (awas) sejak Jumat (22/9) malam pukul 21.00 WITA. Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika meminta masyarakat tak perlu khawatir sebab semua sudah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
"Penduduk yang berada di zona berbahaya, mohon dengan sukarela bersedia dievakuasi terlebih dahulu, terutama ibu hamil, lansia, anak-anak, dan warga yang sakit," katanya, Jumat (22/9).
Pastika mengatakan tempat evakuasi yang disiapkan untuk pengungsi aman dan nyaman. Dia optimistis akibat buruk bisa diminimalisir.
Pastika juga mengatakan warga tak perlu khawatir meninggalkan rumah dan harta benda, khususnya hewan ternaknya. Pemerintah daerah sudah menyedian tempat-tempat penitipan hewan ternak untuk menjamin ancaman dari pihak tak bertanggung jawab.
Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengerahkan 13 ribu pasukan dengan skema kontingensi. Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan pihaknya menerima masukan dari warga yang khawatir meninggalkan rumah dan harta bendanya saat mengungsi karena takut disusupi pencuri.
Polda Bali, kata Petrus akan menggelar operasi kepolisian untuk mengamankan dusun-dusun yang berada di wilayah Gunung Agung yang ditinggalkan warga. Lokasi-lokasi ini akan dijaga personel Polda Bali bekerja sama dengan pihak terkait di lokasi. "Ternak-ternak dan benda berharga yang ditinggalkan warga akan tetap aman," kata Petrus.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Rendang, Kompol I Nengah Brata mengatakan jumlah pengungsi yang ada di posko tersebut sudah mencapai 3.316 jiwa. Mereka terdiri atas 451 anak, 299 lansia, dan empat orang difabel.
Rendang merupakan daerah terdekat dari Gunung Agung dan masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB). Para pengungsi di atas berasal dari Desa Rendang, Menanga, Pesaban, Pempatan, dan Nongan. Nengah Brata memperkirakan jumlah pengungsi masih akan terus bertambah.