REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia periode 1996-2011, Anthony Charles Sunarjo mengatakan, faktor ekonomi diduga kuat menjadi faktor utama dalam penyebaran Obat PCC. Sunarjo mengatakan, bisa jadi ada pihak-pihak yang sengaja membuat obat tersebut beredar karena permintaan pasar.
"Karena mungkin masih banyak pembelinya di pasar. Jadi memanfaatkan peluang di pasar dengan memproduksi sendiri," ujar dia saat ditemui selepas acara diskusi di kawasan Gondangdia, Jakarta, Sabtu (16/9).
Sunarjo menyontohkan satu kasus yang memiliki faktor ekonomi. Kasus vaksin, kata dia, bisa menjadi contoh bagaimana pasar membutuhkan vaksin, kemudian ada sekolompok orang memproduksi vaksin secara ilegal.
Selain faktor ekonomi, lanjut dia, ada faktor sosial yang bisa dijadikan peluang bagi para pelaku. Sunarjo mengatakan, misalnya ada sekelompok anak muda yang sedang tumbuh dan memiliki keingintahuan yang kuat dan mencari jati diri. Hal tersebut menjadi target empuk para pelaku untuk memboyong anak muda menjadi korban mereka.
Menurut Sunarjo, hal-hal yang demikianlah yang menyebabkan adanya tawuran antar pemuda atau pemuda yang minum minuman keras dan oplosan. "Seperti itu. Tapi ditambah lagi faktor kurang mengetahui akibat-akibat penggunaan obat yang tidak tepat. Saya tidak bisa mengatakan hanya ada satu faktor, tapi hal-hal ini bisa dievaluasi apa yang menyebabkan itu terjadi," jelas dia.