REPUBLIKA.CO.ID, ACEH SINGKIL - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ikut buka suara terkait penjualan elpiji 3 kg di Aceh Singkil yang menyentuh Rp 30 ribu, atau di atas penetepan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, pasokan elpiji 3 kg di Kabupaten Aceh Singkil hanya dilayani oleh satu agen, yakni PT Risqi Bersaudara Gas.
Dadan menegaskan bahwa HET yang berlaku di Aceh Singkil sebesar Rp 18.860 - Rp 22.500 untuk harga di pangkalan. Kebijakan ini, lanjutnya, jelas tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Nomor 146a Tahun 2014 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kg di Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2014.
"Sebagaimana yang diberitakan, tidak terdapat kelangkaan atau kekosongan di pangkalan," ujar Dadan, Senin (11/9).
Ia melanjutkan, meski penelurusan di lapangan menunjukkan tidak ada kelangkaan dan kekosongan, namun Kementerian ESDM tetap akan menindaklanjuti laporan tingginya harga jual elpiji di Aceh Singkil. Pemerintah, lanjut Dadan, akan melakukan pengecekan langsung ke pangkalan untuk memastikan harga di pangkalan sesuai dengan HET.
"Kami juga akan memastikan informasi HET di pangkalan terlihat jelas oleh konsumen," ujar Dadan.
Diberitakan sebelumnya, harga gas elpiji bersubsi 3 kilogram di Kabupaten Singkil masih bertahan Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per tabung. Harga itu melebihi harga eceran tertinggi Rp 19.500. Harga itu tetap saja tinggi padahal pihak Pemda setempat sudah melakukan inspeksi mendadak mengawasi sejumlah agen.
Informasi yang dihimpun di Singkil, Sabtu (9/9) pascasidak pengawasan Disperindag di Kecamatan Gunung Meriah, harga elpiji 3 kg masih seperti biasa dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp30 ribu. Tidak ada penurunan, begitu juga di Kecamatan Singkil.
"Harga gas masih tetap sama, berkisar Rp 23 ribu sampai dengan Rp 25 ribu di pangkalan, sementara di pedagang pengecer dibandrol dengan harga Rp 28 ribu sampai dengan Rp 30 ribu. Kami sering tidak kebagian jatah untuk kebutuhan rumah tangga," kata Halimatun Sakdiah warga Rimo.