Ahad 23 Feb 2014 20:49 WIB

Gas Melon Langka di Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tabung gas tiga kilogram
Foto: M Syakir/Republika
Tabung gas tiga kilogram

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan soal kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Kelangkaan ini, terjadi sejak sebulan terakhir. Bahkan, parahnya selain bahan bakar bersubsidi itu susah, harganya juga mahal. Yakni, sekitar Rp 20-22 ribu per tabung.

Aan Kariana (37 tahun), warga Desa Mekarsari, Kecamatan Darangdan, mengatakan, kelangkaan gas elpiji bersubsidi ini harus segera diatasi. Pasalnya, warga sudah kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut. "Kami ingin, pemerintah segera turun tangan," ujarnya, Ahad (23/2).

Sebab, kelangkaan ini membuat harga melonjak tak terkendali. Sekarang, harga gas tabung 'melon' antara Rp 20-22 ribu per tabung. Padahal, sebelumnya hanya Rp 16-17 ribu per tabung.

Setiap gas habis, lanjut Aan, warga harus mencari ke luar kecamatan. Seperti, ke Plered dan Pasar Citeko. Jarak tempuh untuk mendapatkan gas tersebut, minimalnya lima kilometer. Jadi, hanya untuk mendapatkan gas, warga harus mengeluarkan biaya ekstra. Yaitu, membeli gasnya, serta membayar ongkos ojeknya.

Sementara itu, Warnadi (50 tahun) salah seorang pemilik warung pengecer gas elpiji ukuran 3 Kg di Desa Cibogogirang, Kecamatan Plered, mengaku, terpaksa menjual gas Rp22 ribu per tabung. Karena, harga gas dari pangkalannya mencapai Rp 20 ribu. "Harga dari pangkalannya saja naik. Jadi, terpaksa harga jual ke konsumen akhir juga mahal," ujarnya.

Apalagi, kata dia, saat ini dirinya membeli gas ke pangkalangan yang ada di Kecamatan Sukatani. Oleh pangkalan, pembeli dari luar (bukan pelanggan) harganya dinaikkan jadi Rp 20 ribu. Padahal, harga biasa untuk pelanggan hanya Rp 18 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement