Senin 28 Aug 2017 18:46 WIB

PPATK Serahkan Data Aliran Dana First Travel ke Bareskrim

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah polisi membawa tersangka kasus penipuan calon jamaah umroh, Andika Surachman saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8)
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah polisi membawa tersangka kasus penipuan calon jamaah umroh, Andika Surachman saat acara rilis tentang kasus dugaan penipuan perjalanan ibadah umrah First Travel di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyerahkan data aliran dana First Travel kepada Bareskrim Mabes Polri. Mereka akan terus mencicil temuan terkait kemana aliran dana First Travel untuk mendukung penyidikan.

"Ini sebagai tindak lanjut dari komitmen kita, PPATK dan Mabes Polri, untuk membantu penelusuran proses yang sedang dilaksanakan oleh Bareskrim," ujar Direktur Kerja Sama dam Humas PPATK, Firman Shantyabudi, kepada para wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Gambir, Jakarta Pusat, usai menyerahkan data tersebut, Senin (28/8).

Menurut dia, penyerahan hasil temuan-temuan itu bersifat mencicil. Sejalan dengan proses penyidikan yang masih akan terus berjalan. PPATK akan meemberikan apa yang diminta Bareskrim untuk mendukung penyidikan. "Ini proses masih akan terus berjalan. Sifatnya mencicil saja, apa yang diminta coba kita dotong untuk mendukung penyidikan yang sedang dilaksanakan," ujarnya.

Firman enggan memberikan secara detil hasil temuan yang pihaknya temukan. Menurutnya, PPATK di dalam kasus itu hanya sebagai pendukung saja terhadap Bareskrim. "Kalau untuk detil, mohon maaf PPATK tidak bisa memberikan secara detil. Mungkin nanti bisa ditanyakan langsung ke penyidik," kata Firman.

Sebelumnya, Ketua PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin, telah membenarkan aliran dana dari rekening First Travel digunakan untuk membeli restoran di kawasan elite Inggris dan pelesir. "Ya ada, memang ada yang dia belikan restoran dan ada yang dalam bentuk kartu kredit," kata Kiagus di Jakarta, Kamis (24/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement