Kamis 24 Aug 2017 16:43 WIB

Di Desa Ini, Satu Kamar Mandi Dipakai untuk Warga Satu RT

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Warga bergotong royong membersihkan MCK umum di sebuah kawasan pemukiman. (ilustrasi)
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Warga bergotong royong membersihkan MCK umum di sebuah kawasan pemukiman. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kemerdekaan Indonesia boleh telah memasuki usia 72 tahun. Tetapi warga Kampung Pasir Pari, Desa Pasir Huni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat belum bisa merdeka dari kebutuhan mendasar yaitu akses Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Sebab, hanya terdapat satu toilet umum di sana yang diakses untuk warga satu Rukun Tetangga (RT).

Salah satu warga disana, Asep Supriadi mengatakan warga Kampung Pasir Pari tak hanya dibelit dengan kemiskinan, melainkan kesulitan akses MCK. Sehingga ketika ingin buang air atau mencuci pakaian, ia dan warga lainnya mesti pergi ke toilet umum. Meski lokasi toilet tak jauh dari rumah warga, tentu menurutnya hal tersebut sangat miris.

Ia merasa bantuan pemerintah Kabupaten Tasik amat minim dalam mengembangkan penduduk setempat.  Bahkan pesimis jika pemerintah saja tak mampu memberi akses MCK layak. Apalagi mengeluarkan mereka dari jurang kemiskinan. Bahkan satu-satunya toilet umum disana bukan dibangun pemerintah. "Warga sini tidak punya WC sendiri. Untung ada WC umum yang dibangun SMA dari Jakarta," katanya.

Dengan toilet umum cuma satu maka antrean tak dapat dihindari. Warga lainnya, Unesih mengaku harus antre di toilet umum sejak pagi hari. Sebab banyak warga yang memakai kamar mandi tersebut. "Harus pagi-pagi jika ingin mencuci, jam 04.00 harus sudah di sana. Kalau tidak, harus antre. Air juga semakin sedikit jika makin siang," ucapnya.

Lebih parahnya lagi, satu-satunya toilet umum itu tak dilengkapi kloset. Alhasil ketika ingin buang air besar, warga harus berjalan 500 meter ke sebuah pancuran. "Ya lumayan repot kalau sudah kebelet," ketus warga lainnya, Jaja.

Jaja tak berharap muluk untuk diberi bantuan uang jutaan rupiah. Harapannya hanya sederhana yaitu supaya jumlah toilet umum diperbanyak supaya warga mudah mengakses MCK. "Pak Bupati, datanglah kesini. Lihat kondisi warga sini," harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Pasir Huni, Yadi Cahyadi menjelaskan kampung Pasir Pari terletak di dataran tinggi. Dengan begitu maka ketersediaan air sangat minim. Apalagi air yang digunakan untuk toilet umum disana berasal dari kampung tetangga. "Untuk mengalirkan air ke wc umum butuh pipa sepanjang 1,5 km," terangnya.

Ia membantah bahwa pemerintah Desa Pasir Huni tidak memprioritas pembangunan toilet umum di kampung Pasir Pari. Sebab saat ini desanya tengah fokus memperbaiki infrastruktur jalan. "Sekarang fokus pembangunan jalan dulu," sebutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement