Senin 21 Aug 2017 17:39 WIB

Warga Lereng Gunung Slamet Kesulitan Air Bersih

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Gunung Slamet
Foto: Antara
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Ribuan warga yang tinggal di lereng timur Gunung Slamet wilayah Kabupaten Purbalingga, mulai kesulitan memperoleh air bersih. Kepala Desa Kutabawa Kecamatan Karangeraja, Edi Suroso, kesulitan mendapat air bersih bagi warganya sudah dialami sejak sebulan  lalu.

''Kondisi ini memang selalu dialami warga desa kami setiap musim kemarau. Mudah-mudahan, kemarau kali ini tidak terlalu panjang sehingga  sumber air yang ada bisa kembali mengalirkan airnya,'' ujarnya, Senin (21/8).

Menurutnya, warga yang paling kesulitan mendapatkan air bersih antara lain warga di Dusun Bambangan, Dusun Kutabawa dan Dusun Kedungmalang yang dihuni sekitar 1.500 kepala keluarga. Di tiga dusun ini, seluruh warga yang ingin mendapatkan air bersih untuk memasak, harus membeli pada pedagang air.

''Setiap dua hari sekali,  memang ada pasokan air dari BPBD Purbalingga. Namun volume air yang dipasok tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh warga, sehingga terpaksa harus tetap harus membeli air atau mengambil sendiri ke sumber air yang cukup jauh,'' ujarnya.

Dia menyebutkan, untuk membeli air bersih kepada pedagang air harganya relatif cukup mahal. Misalnya untuk membeli air sebanyak satu tangki air dengan volume 1.000 liter, harus membeli dengan harga Rp 250 ribu. Para penjual air bersih ini, kebanyakan berasal dari Kabupaten Pemalang.

Untuk itu, dia berharap agar Pemkab Purbalingga bisa segera mengupayakan sambungan pipa air dari sumber-sumber mata air yang ada di sekitar lereng gunung Slamet. ''Kami berharap pembuatan saluran pipa air ini bisa segera dilaksanakan, sehingga warga desa kami tidak lagi kesulitan air pada setiap musim kemarau,'' ujarnya.

Edi mengaku, sebelumnya ada rencana untuk membangun pipa air dari sumber air yang ada di lereng Gunung Slamet wilayah Kabupaten Banyumas. Namun rencana ini belum diketahui kelanjutannya, karena warga yang ada di Banyumas dikabarkan menolak bila air dari sumber air tersebut disalurkan ke Purbalingga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement