Kamis 17 Aug 2017 22:05 WIB

Cerita Tarif Gratis KRL dan Transjakarta pada Hari Merdeka

Rep: Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Promo naik kereta gratis pada Kamis (17/8).
Foto: REPUBLIKA/Sri Handayani
Promo naik kereta gratis pada Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Senyum mengembang diperlihatkan para penumpang saat berada di loket pembayaran tiket KRL di Stasiun Cawang, Jakarta, Kamis (17/8). Di depan jendela kaca itu terpampang pengumuman bertuliskan "Promo Naik KRL Gratis 17 Agustus 2017 PT KAI Commuter Jabodetabek."

Pada Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia (RI), PT KAI dan PT Transjakarta memberikan fasilitas perjalanan gratis dengan kereta lokal, KRL, dan bus Transjakarta. Ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat akan moda transportasi massal kereta api yang bebas macet dan rendah polusi.

Mahasiswi Universitas Pakuan Bogor, Delariani, mengaku telah mengetahui informasi tersebut dari media sosial Instagram. Gadis berusia 19 tahun ini memanfaatkan momen itu untuk bersua sahabat lamanya.

Ia bertemu dengan sahabat semasa SMP, Rizka Rindi Santika, yang kini telah menjadi karyawan swasta. Mereka berencana menghabiskan masa libur di hari kemerdekaan untuk mengunjungi Kota Tua. "Kami memang sudah berencana dari kapan, kapan mau jalan. Tapi baru ada kesempatan sekarang," kata dia.

Ia bersyukur atas fasilitas yang diberikan oleh PT KAI. Ia berharap layanan ini juga akan diberikan di hari-hari yang lain. "Alhamdulillah ya bisa jalan-jalan gratis. Menghemat saldo. Bisa dilanjutkan di hari-hari lain dan tanggal merah," ujar dia sembari tertawa.

Sejak beberapa hari lalu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro memang telah mengumumkan adanya layanan gratis untuk KA lokal dan komuter. "Gratis hanya satu hari pada hari kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan ini adalah kemerdekaan juga untuk masyarakat naik kereta," ujar dia kepada wartawan di Balai Yasa, Manggarai, Selasa (15/8).

Menurut dia, total ada 33 nama KA lokal, yakni 199 perjalanan di Jawa dan Sumatra. Ada pula 918 perjalanan KRL. Kapasitas angkut penumpang mencapai 1.216.349 orang, terdiri dari 150.827 penumpang KA lokal dan 1.065.522 penumpang untuk KRL.

Untuk pembelian tiket dapat diperoleh secara langsung di loket pada hari H. Penumpang yang sudah terlanjur memesan tiket lokal pada H-7/H-30, akan mendapatkan pengembalian uang pada 17-18 Agustus 2017 pukul 18.00 WIB di stasiun kedatangan dengan menyerahkan bukti tiket.

Untuk mendukung program tiket gratis itu, mulai 7 Agustus, PT KAI telah menutup reservasi pemesanan tiket KA lokal. Meski gratis, faktor keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang tetap menjadi perhatian. KA lokal akan tetap mengangkut penumpang sesuai batas kapasitas maksimum yang ditentukan Keputusan Menteri Perhubungan No. 8 Tahun 2001 tentang Angkutan Kereta Api pasal 10, yakni maksimum 150 persen kapasitas.

Pantauan Republika di lapangan menunjukkan, kondisi di beberapa stasiun relatif sepi pada pukul 10.30 WIB. Di Stasiun Pasar Minggu Baru, tak tampak ada antrian di depan loket tiket harian. Di Stasiun Cawang, kondisi tak jauh berbeda. Hanya tampak 3-5 orang yang mengantri.

Di kaca loket Stasiun Cawang tampak pengumuman layanan tiket gratis, disertai beberapa ketentuan. Pertama, penumpang yang ingin menggunakan layanan ini harus tetap memiliki tiket harian/KMT/e-money. Satu tiket hanya berlaku untuk satu orang.

Kedua, tiket tersebut harus ditempelkan di pintu masuk dan pintu keluar untuk menghindari penalti. Penumpang yang belum memiliki tiket harian akan dikenai biaya jaminan kartu sebesar Rp 10 ribu yang akan dikembalikan saat perjalanan selesai. Biaya perjalanan ke semua relasi terhitung Rp 0.

Penumpang yang memiliki KMT/e-money minimal harus memiliki saldo Rp 13 ribu untuk masuk. Biaya perjalanan tidak akan terpotong, kecuali untuk Tap Cash BNI dikenai biaya Rp 1.

Layanan gratis juga diberikan oleh PT Transjakarta, seperti diumumkan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Rabu (16/8). Penggratisan ini merupakan ungkapan syukur atas peringatan Hari Kemerdekan ke-72 Republik Indonesia. "Besok seluruh koridor, Transjakarta gratis," kata Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat, saat peresmian Koridor 13 di Halte Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (17/8).

Djarot mengaku, awalnya hanya meminta layanan gratis di koridor 13. Namun, Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi, yang turut hadir dalam peresmian tersebut mengusulkan agar semua koridor dan layanan kereta rel listrik (KRL) juga digratiskan.

Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono, yang hadir di acara peresmian menyetujui permintaan itu. "Kalau sudah Pak Gubernur dan Pak Ketua DPRD yang minta, pasti kami penuhi," kata Budi.

Kernet Transjakarta jurusan PGC, Ari Tri mengatakan layanan ini disambut baik oleh para penumpang. Terbukti, penumpang hari itu terus ramai.  "Tambah ramai karena gratis. Biasanya kalau hari libur begini sepi banget," kata dia.

Warga Tangerang, Harni, mengaku tak tahu ada kebijakan tersebut. Naik dari Halte Harapan, ia mengaku ditarik biaya Rp 3.500. "Mungkin karena dari Tangerang ya?" kata dia.

Ia menyatakan, program penggratisan angkutan umum sangat bagus, terutama bagi warga kecil seperti dia. Ia mengaku sering kali menggunakan fasilitas Transjakarta unthk menemui orang tuanya di Jakarta. "Daripada naik motor kurang nyaman. Naik ini lebih nyaman, karena bawa anak juga," kata dia.

Ia tidak masalah walau fasilitas ini hanya diberikan di hari kemerdekaan. Sebab, baginya harga Transjakarta sudah relatif lebih terjangkau dibandingkan moda angkutan lainnya. "Ya nggak papa 17-an aja. Wajarlah hari kemerdekaan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement