REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA — TNI AU akan mengerahkan pesawat Hercules mengangkut 10 ton semen dari Timika ke Wamena, Kamis (17/8) besok. Ini guna mendukung program jembatan udara untuk menekan disparitas harga barang di perdalaman Papua.
Komandan Pangkalan TNI AU Timika Letkol Penerbang Agustinus Gogot Winardi di Timika, Rabu (16/8), mengatakan pengangkutan semen menggunakan pesawat Hercules rute Timika-Wamena merupakan penerbangan perdana program jembatan udara di Papua. Gogot menerangkan bahwa penerbangan perdana program tol udara di Papua itu sengaja bertepatan dengan perayaan HUT Ke-72 Kemerdekaan RI.
"Momentumnya bertepatan dengan perayaan 17 Agustus 2017 sebagai bentuk dukungan dari TNI AU dalam mengimplementasikan program tol udara di Papua," ujarnya.
Penerbangan perdana program jembatan udara Timika-Wamena menggunakan pesawat Hercules itu pada hari Kamis (17/8) sekitar pukul 09.00 WIT. Waktu tempuh penerbangan Timika-Wamena sekitar 35 sampai 40 menit.
Gogot berharap aktivitas penerbangan Timika-Wamena itu akan terus berlanjut guna membantu menyediakan berbagai barang kebutuhan pokok masyarakat di wilayah perdalaman Papua agar harganya cukup terjangkau. "Untuk selanjutnya apakah masih menggunakan pesawat Hercules atau maskapai penerbangan yang lain, Pemerintah yang akan menunjuknya. Yang jelas, tugas kami hanya mengangkut, sedangkan barang yang akan dibawa ke Wamena disiapkan oleh Pemerintah," tutur Gogot.
Menurut dia, sebanyak 10 ton semen yang akan diangkut ke Wamena itu dibawa dari Surabaya ke Timika menggunakan Kapal Tol Laut Freedom.
Sebelumnya, Wakil Bupati Jayawijaya John Richard Banua mengatakan pemkab setempat masih menunggu realisasi program tol udara atau jembatan udara yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu. Menurut John, program tol udara sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pegunungan Tengah Papua agar harga barang kebutuhan pokok yang selama ini sangat mahal menjadi murah.
"Kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan kementerian dan lembaga terkait di Jakarta untuk membicarakan program ini. Kami harapkan program tol udara segera direalisasikan tahun ini agar bisa membantu masyarakat di wilayah Pegunungan Tengah Papua," kata John.
Menurut dia, Kementerian Perhubungan selama ini lebih fokus memberikan subsidi penerbangan perintis ke wilayah pedalaman Papua guna membuka isolasi wilayah. Namun, hal itu menurutnya kurang bermanfaat untuk menekan harga barang kebutuhan pokok masyarakat yang relatif sangat mahal di wilayah pedalaman Papua.
Ia menegaskan Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengucurkan subsidi untuk pelaksanaan program tol udara tahun ini sebesar Rp 21 miliar. Program tol udara itu akan menunjang program tol laut yang sudah berjalan sejak 2015. Program tol laut hingga kini baru menyentuh wilayah pesisir di Papua seperti Timika dan Sorong.
Pada tahap pertama program tol udara akan terfokus pada wilayah pegunungan Papua, seperti Wamena, Timika, Yahukimo, Ilaga, dan Merauke.