Ahad 30 Jul 2017 15:04 WIB

Jumlah Titik Panas Akibat Kebakaran Hutan Meningkat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Israr Itah
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada catalog MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) LAPAN mendeteksi adanya peningkatan jumlah hotspot (titik panas) dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia. Meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau juga meningkatkan jumlah titik panas.  

Satelit mendeteksi adanya 173 hotspot pada 27 Juli yang lalu. Kemudian pada 28 Juli berjumlah 277 titik panas, 29 Juli 238 titik panas, dan pada 30 Juli ada 239 titik panas. "Dalam sepekan terakhir sebaran hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/7).

 Sutopo menjelaskan, sebaran 239 hotspot di Indonesia pada Ahad (30/7) pagi, yakni Kalimantan Barat berjumlah 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Timur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa Tengan 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2, NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1.

Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat belum berhasil dipadamkan. Dalam empat hari terakhir kebakaran hutan dan lahan meluas di Kalimantan Barat. Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada Ahad (30/7) pagi ini mendeteksi 126 hotspot di Kalimantan Barat, di mana 77 hotspot kategori sedang, dan 49 hotspot berkategori tinggi. 

Sebaran hotspot di Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang 40, Kapuas Hulu 36, Sanggau 26, Landak 10. Malinau 3, Sekadau 3, Bengkayang 2, dan Melawi 2. Sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, himbauan sering dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, pada kenyataannya masih banyak pembakaran hutan dan lahan.

Pantauan satelit Himawari dari BMKG menunjukkan asap tipis sudah menyebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Trajektori asap pada Sabtu (29/7) sore menunjukkan asap dari sekitar Kabupaten Ketapang menyebar hingga ke Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya dan Kota Pontianak. Sedangkan asap di sekitar Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu secara uum tidak terbawa jauh dari lokasi hotspot.

 Upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas terpadu pengendalian kebakaran hutan dan lahan. BNPB mengerahkan 4 helikopter pembom air yaitu jenis Bell 214B, MI-8, Kamov KA32 dan Bolcow 105. Satgas darat terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA, Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi hotspot. 

Kendala Satgas darat adalah luasnya wilayah yang harus dijaga, akses menuju lokasi kebakaran seringkali sulit medannya, terbatasnya sumber air dari lokasi kebakaran, keterbatasan alat, cuaca kering. "Dan tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar masih cukup rendah," papar dia.

Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga September mendatang sehingga ancaman kebakara hutan dan lahan dapat meningkat. "Perlu partisipasi semua pihak untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," tambah dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement