Jumat 07 Jul 2017 14:53 WIB

BKSDA NTB Amankan Truk Berisi Ribuan Burung

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah .
 Petugas menata sangkar berisi burung yang akan diselundupkan (ilustrasi) (Antara/Zabur Karuru)
Petugas menata sangkar berisi burung yang akan diselundupkan (ilustrasi) (Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB bersama Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) dan Polres Lombok Barat mengamankan ribuan burung yang tidak dilengkapi dokumen sah.

Kepala BKSDA NTB Widada mengatakan, ribuan burung diamankan saat patroli gabungan untuk mengantisipasi peredaran satwa liar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat pada Kamis (6/7) malam.

"Dalam patroli tersebut, saat pemeriksaan sebuah truk fuso dengan pelat nomor DK ditemukan kurang lebih 2.000 burung," ujar Widada di Kantor BKSDA NTB, Jalan Majapahit, Mataram, NTB, Jumat (7/7)

Widada menjelaskan, ribuan jenis burung yang ditemukan cukup bervariasi, mulai dari kepodang, punglor macan, samyong, kecial kuning, dan kecial kombo dengan harga ditaksir antara Rp 5 ribu hingga Rp 350 ribu per satu ekornya.

Widada menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan identifikasi jenis dan penghitungan jumlah burung di Kantor BKSDA NTB. Sedangkan untuk barang bukti dan sopir, kata Widada, diamankan di Polsek Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) Lembar, dan diserahkan ke BKSDA NTB untuk menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) BPPHLHK, dan BKSDA NTB.

"Penemuan ini merupakan salah satu upaya intensif dalam pengawasan dan pengendalian peredaran tumbuhan dan satwa luar di NTB," ucap Widada.

Selain itu, BKSDA NTB secara intensif melakukan upaya konservasi satwa liar dengan terus menggencarkan kampanye perlindungan satwa liar, patroli rutin di dalam kawasan hutan, dan upaya penegakan hukum.

Widada menambahkan, ribuan burung yang berhasil diamankan rencananya akan dilepas kembali di Taman Wisata Alam Kerandangan BKSDA pada Jumat (7/7).

"Pelepasliaran ini sebagai upaya konservasi satwa luar dengan mengembalikan ke habitatnya," kata Widada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement