Rabu 05 Jul 2017 19:47 WIB

Polisi Berusaha Ungkap Pelat Nopol Pemasang Bendera ISIS

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Petugas polisi bersenjata melakukan pengamanan pascapemasangan atribut ISIS di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (4/7).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Petugas polisi bersenjata melakukan pengamanan pascapemasangan atribut ISIS di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian masih berusaha melacak pelat nomor sepeda motor yang diduga digunakan pelaku pemasangan bendera ISIS di pagar Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Diketahui, sepeda motor itu berhenti pada Selasa (4/7) subuh, sebelum petugas menemukan bendera ISIS.

"Belum. Makanya dengan CCTV ini, perlu kita melihat untuk mengambil," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/7).

Iwan mengungkapkan, pengamatan pada CCTV itu terdapat kendala. Namun, dia menyatakan kendala itu dapat diatasi denganetode yang dimiliki laboratorium forensik polisi.

"Karena CCTV-nya tidak terlalu jelas. Nanti dengan menggunakan teknik yang ada di Labfor untuk kita mengetahui lebih jelas, mengetahui gambar itu, apakah nanti ada kendaraan, kelihatan nopolnya seperti itu," katanya.

Saat ini, menurut Iwan polisi masih berfokus pada alat-alat bukti di lapangan. Alat bukti itu berupa barang bukti seperti rekaman-rekaman CCTV. Setelah itu, barulah polisi menindaklanjuti barang bukti yang lain.

Iwan pun menyatakan polisi belum bisa memastikan keterlibatan pelaku dalam kelompok tertentu. Selain itu, jumlah pelaku juga belum dipastikan polisi. Sejauh ini, polisi telah memeriksa enam saksi dan meneliti lima CCTV yang berasal dari gedung sekitar Polsek.

Diketahui terjadi pemasangan sebuah bendera berwarna hitam bertuliskan kalimat syahadat dengan huruf arab. Bendera itu pun terpasang di pagar Polsek Kebayoran Lama, Selasa (4/7) Subuh. Di dekat bendera itu terdapat pula sebuah sutat ancaman yang ditulis di atas kertas kuning yang diantaranya ditargetkan ke Polri dan TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement