REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Polres Cianjur, Jawa Barat, kembali melakukan pengeledahan rumah kontrakan di Kampung Rancagoong, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, yang dihuni dua orang terduga teroris yang sehari sebelumnya telah diamankan Densus 88.
Wakapolres Cianjur, Kompol Santiaji Kartasasmita, di Cianjur Kamis (22/6) mengatakan pihaknya masih mendalami kedua orang tersebut merupakan jaringan mana. Karena saat penangkapan, Polres Cianjur hanya mendampingi tim Densus 88 antiteror, melakukan penggeledahan rumah kontrakan pelaku.
"Kedua pelaku sudah diamankan sejak Rabu dan langsung dibawa ke Mabes Polri. Kami hanya membantu melakukan pengeledahan dan mengamankan lokasi serta barang bukti yang ada di dalam," katanya.
Hasil pengeledahan dari kedua rumah yang dikontrak AS dan RK, ditemukan barang bukti beberapa butir peluru, pisau kerambit, sejumlah barang elektronik seperti telepon selular, memory card dan notebook serta barang bukti lainnya.
"Untuk jaringan dari mana kami masih memperdalam, mereka masuk jaringan siapa karena data pelaku masih rahasia untuk pengembangan kasus. Polres Cianjur akan meningkatan kewaspadaan dan pengawasan terhadap pendatang terlebih penangkapan ini merupakan yang keempat kalinya di Cianjur dan dua di antaranya di Desa Rancagoong," katanya.
Iskandar Ketua RT setempat mengatakan, kedua terduga teroris itu tinggal di lingkungannya sejak Februari. Keduanya tertutup dari lingkungan sosial, sehingga tidak begitu dikenal warga sekitar."Setahu saya mereka tukang kredit barang rumah tangga, RK sebagai bosnya dan As seebagai anak buahnya. Mereka mengontrak dua rumah yang letaknya terpisah," katanya.
Dia menuturkan, selama ini warga tidak menaruh curiga dengan dua orang warga baru yang membawa serta anak dan istrinya itu. Meskipun sejak menjadi warga keduanya jarang bersosialisasi. Saat ini, warga tambah dia, mengambil pelajaran untuk meningkatkan pengawasan terhadap warga baru yang tinggal di kampung tersebut.
"Paling istrinya keluar rumah untuk belanja ke warung atau menjemur pakaian, kalau RK jarang bersosialisasi beda dengan AS yang sempat saya lihat bertegur sapa dengan warga yang ditemuinya. Ini pelajaran untuk kami, meskipun sudah terdata tapi tidak tahu latar belakangnya," kata Iskandar.