Senin 19 Jun 2017 13:45 WIB

Petani Tadah Hujan di Selatan Sukabumi Setop Tanam Padi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nidia Zuraya
Petani menanam padi di lahan sawah tadah hujan. ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Petani menanam padi di lahan sawah tadah hujan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Sebagian besar petani di selatan Kabupaten Sukabumi memutuskan untuk menghentikan sementara penanaman padi. Pasalnya, pada Juni dan Juli 2017 ini diperkirakan sudah masuk musim kemarau.

''Awalnya diperkirakan kemarau masuk Mei namun ternyata pada Juni ini,'' terang Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika, Senin (19/6).

Datangnya musim kemarau ini lanjut dia disikapi para petani dengan menghentikan sementara penanaman padi. Tindakan ini ujar Sahlan disebabkan karena mayoritas lahan pertanian di selatan Sukabumi adalah tadah hujan. Dalam artian lanjut dia pengairannya sangat tergantung pada turunnya hujan.

Sehingga kata Sahlan, ketika musim kemarau maka para petani kesulitan untuk mendapatkan air untuk mengairi lahan persawahan. Bila dipaksakan menanam padi lanjut dia dikhawatirkan di tengah jalan terjadi kondisi kekeringan yang mengakibatkan gagal panen (puso).

Akibatnya sambung Sahlan, kini mayoritas petani beralih menanam tanaman palawija terutama buah-buahan semangka, kacang kedelai, dan kacang hijau. Di mana lanjut dia untuk mengairi lahannya tidak membutuhkan air terlalu banyak.

Diterangkan Sahlan, keputusan untuk menghentikan penanaman padi ini tidak hanya dilakukan di Surade melainkan oleh petani di daerah lainnya. Diantaranya di Ciwaru Kecamatan Ciemas dan Tegalbuleued.

Lebih lanjut Sahlan menuturkan, petani sebelumnya sempat menanam padi pada musim tanam kedua. Hal ini kata dia dikarenakan masih turunnya hujan pada waktu tersebut.

Namun ungkap Sahlan, hasil panen padi musim tanam kedua di selatan Kabupaten Sukabumi tidak maksimal. Kondisi tersebut disebabkan serangan hama wereng coklat menjelang masa panen pada April hingga Mei lalu.

Sahlan menuturkan, hasil panen kedua berkurang sekitar setengahnya dibanding sebelumnya, Misalkan lanjut dia pada musim panen pertama hasil panen padi rata-rata sekitar 6 ton hektare. Namun pada saat itu hasil panen hanya sekitar 3 ton per hektare.

Penurunan ini ungkap dia disebabkab faktor serangan hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi di kawasan selatan Sukabumi. Hal ini kata dia dikarenakan tidak ada waktu istirahat bagi tanah karena terus menerus ditanami padi.

Sebelumnya, Pemkab Sukabumi menggiatkan gerakan tanam jagung dan kedelai. Dua komoditas tersebut merupakan salah satu prioritas pangan selain padi.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, tanaman jagung merupakan salah satu komoditas yang memiliki posisi penting dan strategis dalam perekonomian nasional. '' Jagung fusnginya multiguna seperti sebagai sumber pangan dan bahan baku industri pakan untuk hewan ternak,'' imbuh dia.

Oleh karena itu lanjut Marwan, pemerintah menetapkan jagung sebagai komoditas prioritas selain padi dan kedelai. Saat ini tutur Marwan, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan jagung yang berasal dari pasokan dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement