Kamis 11 Oct 2018 08:34 WIB

Meski Kemarau, Petani di Sukabumi Mulai Tanam Padi

Lahan pertanian di Sukabumi merupakan sawah tadah hujan

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Esthi Maharani
Petani menanam padi di lahan sawah tadah hujan
Foto: Antara/Ampelsa
Petani menanam padi di lahan sawah tadah hujan

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para petani di Kota Sukabumi, Jawa Barat mulai kembali menanam padi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi mengatakan jadwal musim tanah setiap tahunnya dilakukan pada kisaran Oktober-Maret.

‘’Sebagian besar petani sudah melakukan panen dan pada Oktober ini sudah mulai menanam lagi,’’ ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi kepada Republika, Kamis (11/10).

Ia mengatakan jadwal ini tidak terganggu dengan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan atau kesulitan pasokan air  karena lahan pertanian di Sukabumi sebagian besar bukan merupakan sawah tadah hujan. Artinya, meski kemarau, lahan pertanian masih bisa ditanami karena air yang masih tersedia. Hasil tanam pun seperti padi dan palawija terbilang cukup bagus.

Kardina mengatakan, pada musim kemarau lalu hanya berdampak pada dua hektare lahan. Sehingga hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada target produksi padi pada 2018.

Terlebih lahan yang kekeringan hanya sekitar 0.3 persen dari total keseluruhan lahan pertanian di Sukabumi. Areal persawahan yang kekeringan ini tidak satu titik melainkan tersebar di sejumlah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Cikole, Lembursitu, Baros, dan Warudoyong. Dari empat kecamatan tersebut wilayah yang paling banyak terdampak kekeringan adalah Warudoyong.

Menurut Kardina, petani yang lahannya kekeringan ini cukup beruntung. Sebabnya lahan pertaniannya sudah ikut program asurasi yakni asuransi usaha tani padi (AUTP).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement