Kamis 25 May 2017 09:11 WIB

PPP Sebut Bom Bunuh Diri Kampung Melayu Tindakan Anti-Agama

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nur Aini
Polisi berjaga di tempat kejadian perkara ledakan bom di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5).
Foto: @TMCPoldaMetro
Polisi berjaga di tempat kejadian perkara ledakan bom di dekat Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PPP mengutuk keras aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu pada Rabu malam (24/5) kemarin. Ketua Umum PPP Kubu Muktamar Pondok Gede, Romahurmuzy menyebut bom bunuh diri yang menewaskan sejumlah anggota Polri tersebut dan beberapa orang luka tersebut adakah tindakan anti-agama dan melawan kemanusiaan.

"Ini puncak dari intoleransi yang dilakukan untuk menimbulkan ketakutan kepada bangsa Indonesia," kata Romi, sapaan akrabnya dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (25/5).

Romi menilai kejadian yang terjadi setelah bom Manchester dua hari lalu itu menunjukkan kenyataan bahwa sel-sel terorisme masih aktif dan terus bereproduksi di Indonesia. Bahkan Romi menyebut, sel terorisme terus memuda ke Indonesia. Adanya aksi bom yang terus berkelanjutan, baik terlaksana maupun tidak, juga menurutnya, menunjukkan bahwa rekrutmen teroris terus berjalan dalam kesunyian.

"(Rekrutmen teroris) secara konvensional tatap muka ataupun melalui dunia maya. Karena itu PPP meminta cybercrime Polri maupun Densus 88 untuk melakukan patroli rutin di dunia maya dengan meng-capture kata-kata atau idiom yang berpotensi mengarah pada terorisme," kata Romo.

Ia mengatakan, kejadian ini juga meneguhkan perlunya terus mengembangkan paham keagamaan yang humanis, merangkul, dan ramah. "Akar-akar radikalisme yang berasal dr paham agama, hanya bisa dinetralisir dengan paham agama yg mengedepankan kedamaian dan kelembutan. Melawan kekerasan semata-mata dengan kekerasan, hanya akan menambah amunisi perlawanan teroris," ujarnya.

Ia menilai ke depan, semakin penting terus dikembangkannya paham keagamaan Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia, yang tawassuth (moderat), tasaamuh (toleran), dan tawaazun (seimbang). Selain itu, pelaku terorisme yang cenderung berulang ini juga meneguhkan perlunya meletakkan dalam UU terorisme yang tengah dibahas di DPR, pasal-pasal pencegahan terorisme yang bersifat preventif di satu sisi, serta di sisi lain upaya kuratif kepada para terpidana teroris dengan terapi diskusi yang melibatkan para ulama dan pemuka agama moderat yang betul-betul ahli.

Ia pun kembali menyampaikan duka cita mendalam atas nama keluarga besar PPP, khususnya kepada kepolisian RI dan keluarga para anggota Polri yg gugur saat bertugas. "Semoga Tuhan YME mengampuni segala dosanya dan menerima seluruh amal kebaikannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement