REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Johanis Asadoma memerintahkan personelnya untuk mewaspadai pergerakan teroris di daerah itu. Ini karena sel-sel teroris tidak pernah mati.
"Buka mata kalian, musti selalu waspada karena sel-sel teroris itu tidak pernah mati dan akan selalu ada," kata Kapolda NTT dalam gelar apel gabungan di Lapangan Mapolda NTT, Rabu (14/12/2022).
Hal ini disampaikannya sebagai bagian untuk mengingatkan kembali personel berkaitan dengan kasus bom bunuh diri Polsek Astanaanyar, Bandung yang mengakibatkan satu orang anggota polisi meninggal dunia dan beberapa lainnya mengalami luka berat.
Kapolda NTT memerintahkan personelnya untuk mengamati situasi dan kondisi, terutama di lingkungan di tempat tinggal masing-masing. Terutama apabila ada orang atau perkumpulan yang dicurigai.
"Jangan segan-segan untuk segera melaporkan kepada kasatker dan seterusnya kepada saya sebagai Kapolda sehingga kita bisa cepat untuk memonitor, mengawasi, pergerakan-pergerakan mereka," tegas dia.
Mantan Kadiv Hubinter Mabes Polri itu mengatakan bahwa salah satu atau beberapa tanda-tanda yang bisa amati adalah kelompok tersebut hidup di dalam kelompok-kelompok kecil, tidak bersosialisasi dengan masyarakat lingkungan, selalu tertutup dan membuat kegiatan-kegiatan yang mencurigakan.
"Nah ini yang harus menjadi pengawasan bagi kita semua. Kita mempunyai Densus, tapi tentu Densus juga membutuhkan dukungan dari kita semua," ujar Komandan berbintang dua itu.
Dia mengatakan bahwa tugas mengawasi situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing adalah tugas semua pihak. Karena itu masyarakat juga diimbau untuk membantu aparat keamanan menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar.
Aparat polisi juga ujar dia, agar menguasai wilayah dimana tempat polisi itu bertugas. Artinya bahwa diskusi dan berbaur dengan masyarakat itu sangat perlu sehingga bisa membangun relasi yang kuat dengan masyarakat di lingkungan masing-masing.