REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo mengungkapkan bahwa terorisme merupakan semua umat beragama. Hal ini disampaikan Romo Benny merespons adanya aksi terorisme bom bunuh diri Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat Rabu (7/12/2022) lalu.
"Terorisme adalah musuh semua umat beragama. Karena terorisme adalah tindakan yang tidak beradab dan melukai nurani kemanusiaan," ujar Romo Benny saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/12/2022).
Tokoh agama Katolik ini mengatakan, agama tidak mengajarkan orang untuk melukai sesamanya. Agama juga tidak mengajarkan orang untuk membunuh orang yang tidak berdosa. Karena itu, menurut dia, pelaku bom bunuh diri tersebut telah mengingkari ajaran agama yang suci. "Maka mereka mengingkari tentang ajaran agama yang suci dan sakral," ucap Romo Benny.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk bersatu padu untuk memerangi ideologi terorisme. Karena, menurut dia, terorisme merupakan pelanggaran terhadap harkat dan martabat kemanusiaan dan itu melanggar nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.
"Maka semua umat beragama harus bersatu padu untuk menghancurkan ideologi terorisme itu dengan tidak memberikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan ide gagasannya di ruang-ruang publik. Saatnya ruang-ruang publik harus dibersihkan dari tindakan-tindakan para terorisme yang membajak agama untuk kepentingan yang sesat," kata Romo Benny.
Sebelumnya, ledakan bom bunuh diri terjadi di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) sekitar pukul 08.00 WIB. Kejadian itu mengakibatkan 11 orang menjadi korban, di antaranya 10 anggota polisi dan satu warga. Dari 10 anggota polisi itu, satu polisi atas nama Aiptu Anumerta Sofyan tewas setelah dilarikan ke rumah sakit, sedangkan sisanya mengalami luka-luka.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pelaku bom bunuh diri Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat teridentifikasi bernama Agus Sujarno. Ia pernah ditangkap karena terlibat peristiwa bom Cicendo tahun 2017.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun, di bulan September atau Oktober 2021 yang bersangkutan bebas. Tentunya kegiatan yang bersangkutan kami ikuti," kata Sigit dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).
Agus juga teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sigit menjelaskan, identifikasi itu diperoleh melalui pemeriksaan sidik jari dan pengenalan wajah (face recognition). Kelompok JAD yang diikuti Agus berbasis di Bandung, Jawa Barat.