Senin 22 May 2017 13:41 WIB

FKUB: Dengan Kerukunan, Indonesia Bisa Jadi Macan Dunia

Rep: Issha Harruma/ Red: Angga Indrawan
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Indonesia bukan hanya dapat menjadi Macan Asia, namun juga Macan Dunia. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet dalam Konferensi Nasional FKUB ke-III se-Indonesia sekaligus Rakorda FKUB Kabupaten/Kota se-Sumut di Asrama Haji Medan, Senin (22/5).

Menurut dia, perbedaan yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus disyukuri. Namun, kebinekaan ini, lanjutnya, harus bersama-sama dikelola dengan baik.

"Kalau kita bisa rukun, bersatu, bersama, Indonesia tidak hanya sekadar jadi Macan Asia tapi Macan Dunia. Itu kenapa negara asing manapun tidak suka kalau Indonesia rukun. Karena betapa kuatnya Indonesia, negaranya kaya, penduduknya 260 juta," kata Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Senin (22/5).

Ketua FKUB Bali ini mengatakan, bangsa Indonesia sangat bergantung pada kerukunan. Kerukunan, lanjutnya, merupakan kekuatan ketahanan Indonesia. Hanya dengan kerukunan, perdamaian dan keamanan dapat tercipta.

"Dengan begitu, barulah presiden, menteri, pejabat kita, dan kita semua bisa bangun bangsa ini. Kalau tanpa kerukunan, kita sibuk dengan konflik. Jangankan membangun, merenovasi kerukunan itu saja setengah mati," ujar dia.

Menurut Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, mengelola perbedaan tidaklah mudah. Namun, jika bangsa Indonesia bisa melakukan hal itu dengan baik, maka Indonesia bisa menjadi negara yang besar.

"Kerukunan ini mahal sekali harganya. Kalau gagal memanage kerukunan ini maka negara kita jadi taruhan. NKRI akan bisa jadi kenangan. Tapi bersama kita pasti bisa. Kerukunan harga mati," kata dia.

Sementara itu, Ketua FKUB Sumut Maratua Simanjuntak mengatakan, konferensi nasional FKUB ke-III se-Indonesia kali ini mengambil tema Kerukunan Umat Beragama sebagai Kebutuhan. Konferensi yang digelar sejak Ahad (21/5) hingga Selasa (23/5) ini dihadiri sejumlah tokoh nasional dan Sumut.

"Kerukunan bukan hanya keinginan tapi kebutuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami mengajak masyarakat Indonesia, khususnya Sumut untuk menciptakan kerukunan agar kehidupan berbangsa dan bernegara selalu damai dan sejuk," kata Sekjen Asosiasi FKUB Indonesia ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement