Rabu 17 May 2017 14:40 WIB

TKI Asal Jabar di Taiwan Sebanyak 23 Ribu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Barat untuk bekerja ke Taiwan terus meningkat. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan, pada 2016, dari 51 ribu TKI asal Jabar yang bekerja di luar negeri, sebanyak 23 ribu bekerja ke Taiwan.

"Sejak 2015 ada moratorium TKI ke Timur Tengah, fokus para calon TKI asal Jabar bekerja ke Asia Pasifik, terutama ke Taiwan," kata Ferry kepada wartawan, di acara Tes Fisik Pelaksanaan Seleksi Calon Peserta Pemagangan ke Jepang, Rabu (17/5).

Menurut Ferry, selain ke Taiwan negara yang tinggi peminat TKI-nya adalah Singapura, Hongkong, dan Korea Selatan. Negara ini menjadi favorit karena setelah moratorium timur tengah calon TKI banyak yang memilih majikan. Mereka akan memilih negara yang banyak majikannya memperlakukan TKI setara.

Selain itu, di Taiwan biaya hidupnya tak terlalu mahal. Pengeluaran per bulan TKI hanya 25 persen saja. Sisanya, sekitar 75 persen bisa ditabung oleh TKI. Jadi, mereka bisa membawa uang lebih banyak saat pulang ke Indonesia.

"TKI yang bekerja di Taiwan banyak yang bergerak informal. Mereka bekerja mengurus jompo atau jadi asisten rumah tangga, ada juga yang bekerja di industri," kata Ferry seraya mengatakan Taiwan memberikan banyak kemudahan pada TKI jadi sangat diminati.

Selain ke Taiwan, kata Ferry, Pemprov Jabar memiliki program pemagangan ke Jepang yang diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Ketenagakerjaan RI dengan IM Japan (Pogram G to G ). Program ini sudah dilaksanakan sejak 1999 sampai sekarang.

"Jumlah peserta pemagangan dari Jabar yang sudah dikirim ke Jepang sebanyak 3.434 orang," katanya.

Ferry mengatakan, jenis usaha yang dapat diisi oleh peserta pemagangan ke Jepang adalah perusahaan sedang dan menengah di seluruh wilayah Jepang. Meliputi sekitar 61 jenis kerja. Saat ini, jumlah Sending Organization (SO) dari Jawa Barat untuk ke Jepang sebanyak 37 lembaga.

"Jumlah peserta yang sudah dikirim melalui Sending Organization dari Jawa Barat berjumlah 570 orang," katanya.

Semua calon peserta magang, kata dia, harus menempuh berbagai tes. Di antaranya tes matematika dan tes fisik. Tes secara ketat, dilakukan pada semua peserta magang ke Jepang untuk melihat riwayat kesehatannya. Bahkan, kondisi fisik pun dilihat secara keseluruhan tak ada bekas tato, tindik, dan tak boleh ada panu. "Jadi ketat, tak ada masalah kesehatan saat bekerja," katanya.

Program magang ini, kata dia, merupakan kesempatan berlatih dan mempelajari budaya Jepang. Terutama tentang disiplin dan standar operasional prosedur. Ini merupakan bagian dari pembelajaran generasi muda agar bisa bekerja di industri yang sama.

Setiap tahun, kata dia, Pemprov Jabar rata-rata mengirim 100 orang peserta magang. Minat calon peserta magang, dari tahun ke tahun mengalami meningkat. Tahun ini, peserta yang mengikuti tes awal administrasi ada 720 orang. "Gaji yang akan mereka terima tahun pertama 80 ribu yen, kedua 90 ribu dan 100 ribu yen," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement