REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepolisian Daerah Riau mengungkap kondisi memprihatinkan di Rumah Tahanan Klas IIB Kota Pekanbaru, yang menjadi salah satu pemicu kaburnya ratusan tahanan pada Jumat siang (5/5).
Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengatakan salah masalah krusial adalah kelebihan pengguni di Rutan. Hal ini sudah terakumulasi sejak lama, dan akhirnya meletus menjadi insiden yang membuat resah masyarakat.
"Ini akumulasi, bisa terkait isi kamar atau jumlah orang yang ada dalam satu kamar. Kapasitasnya 361 orang namun sudah diisi 1.800 orang lebih," katanya.
Di dalam rutan itu, penghuninya adalah tahanan yang menunggu sidang atau belum sebagai narapidana. Diantaranya pada kasus narkotika dan obat-obatan terlarang dan kriminal umum.
Guntur mengatakan kaburnya tahanan itu akibat akumulasi kekecewaan yang telah disampaikan dengan unjuk rasa. Akhirnya tahanan teriak-teriak keluar lalu dari kamar II B hingga mendobrak salah satu pintunya.
Terkait masih adanya tahanan yang di dalam yang juga diduga masih ada yang belum puas, polisi menyiapkan pengamanan. Itu demgan menurunkan satuan setingkat kompi dari Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, 2 SSK Brimob Polda Riau, dan 1 SSK dari TNI.
Saat ini, kepolisian sesuai perintah Kapolda Riau telah membentuk tim melakukan pemeriksaan di jalan yang dimungkinkan dilewati untuk diamankan ke Rutan. Personel dikerahkan acara maksimal untuk mengejar tahanan yang masih kabur.
"Ada satu SSK polisi berseragam maupun tidak berseragam menyisir Pekanbaru. Katena tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tambahnya.
Dia mengimbau untuk waspada dan meningkatkan keamanan lingkungannya karena bisa saja dalam upaya pelarian dikatakan ada napi yang mrlakukan tindakan nekat seperti merampas sepeda motor warga.
Baca: Kondisi Rutan Pekanbaru Sempat Memanas Lagi