Jumat 05 May 2017 16:29 WIB

Aksi Simpatik 55 Disebut Sebagai Penutup Aksi Bela Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Massa aksi Simpatik 55.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Massa aksi Simpatik 55.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menggelar Aksi Simpatik 55 dengan damai di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5). Massa aksi memilih beri'tikaf atau diam di dalam masjid untuk mendengarkan tausyiah dari para ulama, termasuk dari Aa Gym.

Pada awalnya, massa aksi akan menggelar longmarch dari Masjid Istiqlal ke Mahkamah Agung. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya GNPF hanya mengirimkan 10 orang delegasi ke Mahkamah Agung, yaitu Prof Didin Hafiduddin, Kapitra Ampera, Nasrulloh Nasution, KH Shobri Lubis, Ahmad Doli Kurnia, Ahmad Luthfi Fathullah, Muhammad Luthfie Hakim, Heri Aryanto, KH Nazar Haris, dan Ustaz Bobby Herwibowo.

Wakil Ketua GNPF MUI, Ustaz Zaitun Rasmin, mengatakan, sebelumnya umat Islam telah menggelar beberapa Aksi Bela Islam untuk mencari keadilan dalam kasus penistaan agama, seperti aksi 411, 112, 212, dan Aksi 313. Namun, ia menyebut aksi 55 ini merupakan aksi penutup

"Aksi 55 ini sebagai penutup aksi-aksi bela Islam kita. GNPF tidak rencanakan aksi lagi. Kita harap ini tuntutan kita terakhir," ujar Ustaz Zaitun di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5) saat memandu tausiah.

Selain itu, menurut Zaitun, beberapa kali perwakilan GNPF juga telah berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi umat Islam kepada para pemegang kekuasaan di Indonesia, mulai dari tingkatan paling rendah hingga ke paling tinggi.

"Semua upaya kita lakukan, kita dialog sampai kepada bapak wakil presiden, GNPF sudah diterima secara resmi. Memang kepada presiden tak langsung diterima, Tapi bapak presiden telah datang langsung ke Monas saat Aksi Bela Islam ketiga, ini tandanya apresiasi kita telah didengar," ucapnya.

Baca juga, Ini Kata Ketua MPR Soal Aksi 55.

Setelah berbagai aksi dilakukan, Zaitun berpesan, untuk selanjutnya, umat islam diminta untuk terus berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan keadilan di Indonesia. Karena menurut Zaitun setelah segala aksi yang dilakukan jalan selanjutnya yaitu tinggal meminta dan memohon pertolongan Allah SWT "Kita terus berjuang dengan doa kita, Ini adalah aksi puncak kita. Kita yakin bahwa doa-doa kita akan di dengar," katanya.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, hingga tiba waktu shalat Ashar massa Aksi Simpatik 55 masih berada di dalam Masjid Istiqlal sambil berdoa. Sebagian lainnya ada juga yang berjalan-jalan di pelataran depan masjid kebanggaan Ibu Kota tersebut. Mereka masih menunggu hasil pertemuan dari delegasi yang dikirim ke MA tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement