Kamis 04 May 2017 16:42 WIB

GNPF: Aksi Simpatik 55 untuk Tunjukkan Ada Ketidakadilan

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
 Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin (kiri).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua GNPF MUI, Ustaz Zaitun Rasmin mengatakan, Aksi Simpatik 55 yang bakal digelar di Mahkamah Agung (MA) pada Jumat (5/5), sejatinya merupakan usaha umat Islam untuk menunjukkan bahwa ada ketidakadilan. Rasa ketidakadilan itu muncul dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Ya itu sebetulnya usaha umat Islam untuk lebih banyak menunjukkan munajat kepada Allah SWT di Masjid Istiqlal. Dan sekaligus menunjukkan bahwa sebetulnya ada rasa ketidakadilan baik tuntutan JPU yang begitu ringan," katanya kepada Republika.co.id, usai menghadiri acara penyerahan wakaf Alquran Braille Digital kepada 1.000 orang tuna netra di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (4/5).

Ustaz Zaitun menuturkan, dalam aksi longmarch dari Masjid Istiqlal ke Kantor MA itu, pihaknya tidak ingin melakukan intervensi. Menurut dia, GNPF hanya berharap agar majelis hakim kasus penistaan agama bisa menghukum Ahok dengan seadil-adilnya.

"Tentu kita tidak ingin melakukan intervensi apa-apa. Tapi kita hanya ingin ini ditunjukkan dan mudah-mudahan bisa menjadi mengetuk para penegak hukum, khusunya majelis hakim yang menanganinya sehingga memutus dengan seadil-adilnya sesuai dengan kebenaran dan hati nuraninya," katanya.

Selain itu, ia juga berharap agar Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al Khaththath yang saat ini ditahan di Mako Brimob segera dilepaskan oleh pihak kepolisian. Al Khathath ditahan lantaran dituduh akan melakukan makar menjelang Aksi 313 beberapa waktu lalu. "Ya kita berharap segera dibebaskan (Al Khaththath)," kata Ustaz Zaitun.

Sementara, di lokasi acara yang sama, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Sandiaga Salahuddin Uno berharap Jakarta tetap kondusif saat Aksi Simpatik 55 tersebut. Terlebih, menurutnya setelah selesainya kontestasi Pilkada, energi harus lebih difokuskan untuk penyatuan kembali warga Jakarta.

"Saya ingin suasana Jakarta tetap kondusif (saat Aksi Simpatik 55), karena energi kita sekarang harus kita pusatkan untuk mempersatukan warga. Pilkada sudah selesai, rekonsiliasi ini kita harapkan bisa terwujud kalau ada saling mengerti dan memahami perbedaan kita," kata Sandiaga di Balau Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (4/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement