Jumat 28 Apr 2017 03:12 WIB

Panglima TNI Pastikan Netralitas TNI dalam Tiap Gelaran Pemilu

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Dwi Murdaningsih
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menerima kedatangan 800 prajurit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/Unamid dibawah pimpinan Letkol Inf Singgih Pambudi Arinto sebagai Komandan Satgas, dalam suatu upacara militer di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (26/4).
Foto: dok.Puspen TNI
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat menerima kedatangan 800 prajurit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/Unamid dibawah pimpinan Letkol Inf Singgih Pambudi Arinto sebagai Komandan Satgas, dalam suatu upacara militer di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan kepada seluruh jajaran personel TNI untuk memegang teguh netralitas TNI dalam semua gelaran Pemilihan Umum, termasuk Pilkada yang digelar secara serentak di berbagai wilayah di Indonesia. Panglima TNI pun mengapresiasi upaya yang dilakukan para prajurit TNI dalam menjaga keamanan Pilkada serentak.

Hal ini diungkapkan Panglima TNI saat memberikan pengarakan kepada 475 prajurit TNI AD, AL, dan AU, di Gedung Tedi Kustari, Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/4). Menurutnya, pada gelaran Pilkada serentak 2017, termasuk dalam Pilkada DKI Jakarta, para personel TNI telah menunjukan komitmen untuk terus netral dalam penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut. Hal ini membuat meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi TNI.

Untuk itu, Panglima TNI menginstruksikan kepada seluruh jajaran personel TNI untuk menjaga komitmen tersebut. Termasuk saat pelaksanaan pengamanan Pilkada lanjuta yang akan dilaksanakan secara serentak pada 2018 mendatang. ''Saya yakin dan percaya prajurit TNI akan memegang teguh komitmen netralitas TNI agar semuanya berjalan sukses,'' kata Panglima TNI dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.

Selain itu, Panglima TNI juga meminta kepada seluruh prajurit TNI untuk tetap berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 wajib TNI. Panglima TNI pun memerintahkan prajurit TNI untuk tidak menodai kepercayaan dan apresiasi rakyat terhadap TNI dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran.

Di akhir pengarahannya, Panglima TNI menyampaikan pesan terkait munculnya kelompok-kelompok radikal di Indonesia. Kelompok-kelompok tersebut, ujar Panglima TNI, berniat merongrong ideologi Pancasia. ''TNI tidak ada kompromi dengan kelompok-kelompok tersebut, karena prajurit TNI adalah Bhayangkari Negara dan Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45,'' kata Gatot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement