Sabtu 22 Apr 2017 16:01 WIB
Pilkada DKI

Disebut Lembaga Survei Rapor Merah, Ini Tanggapan SMRC

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas berbicara terkait sebuah survei yang dilakukan SMRC
Foto: Tahta Aidilla\Republika.
Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas berbicara terkait sebuah survei yang dilakukan SMRC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti alumnus FISIP Universitas Indonesia (UI), Fitri Hari menyebutkan ada tiga lembaga survei di Pilkada DKI Jakarta yang memiliki rapor merah, salah satunya lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Direktur Program SMRC Sirojuddin Abbas menjelasnya alasan hasil surveinya yang berbeda.

Sirojuddin memberikan beberapa alasan terjadinya perbedaan tersebut, seperti sampel yang digunakan untuk quick count dan sample TPS. Dia juga mengatakan, perbedaan antarlembaga hanya perbedaan kecil dan tidak lebih dari satu persen.

"Itu bedanya juga kecil sih, semua di bawah satu persen," jelas Sirojuddin kepada Republika.co.id, Sabtu (22/4).

SMRC, menurut dia menggunakan sampel sebanyak 1.100 dengan margin error sebesar 0,5 persen. Dia menjelaskan, akurasi dari daya baca tergantung pada sampel yang dipilih dari total populasi juga margin error yang digunakan. "Semakin besar sampelnya, semakin kecil margin error-nya, semakin tinggi akurasinya," jelas dia.

Alumni Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat ini mengatakan, SMRC memiliki tim etik, yang terdiri dari profesor-profesor universitas-universitas bergengsi. Maka jika ditemukan masalah dalam metodologi atau akurasi ilmiah, Tim Etik ini bertugas meluruskan hal-hal tersebut. "Kita pegang standar tinggi dalam prosedur pengembangan ilmiah dan kita disiplin dalam hal itu," ungkap dia.

Baginya, SMRC lebih mengedepankan pengembangan ilmu politik dan prediksi saintifik. Dia menambahkan, SMRC juga mengembangkan tradisi akademiknya dan integritas ilmiah yang seharusnya dijaikan patokan bagi semua lembaga servei.

"Karena buat kita ini bukan soal memahami pemilih Jakarta, tapi ini adalah pengembangan ilmu politik dan pengembangan prediksi saintifik di dalam kerja politik dan akademik," jelas research fellow PPIM UIN Jakarta ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement