Senin 17 Apr 2017 14:07 WIB

Tim SAR Perpanjang Masa Pencarian Korban Tanah Longsor Nganjuk

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bayu Hermawan
Petugas SAR gabungan bersama relawan dan warga mencari korban bencana longsor yang tertimbun di Desa Kepel, Nganjuk, Jawa Timur.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas SAR gabungan bersama relawan dan warga mencari korban bencana longsor yang tertimbun di Desa Kepel, Nganjuk, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pencarian korban tanah longsor di Desa Kepel Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk diperpanjang selama tiga hari hingga 19 April mendatang. Perpanjangan tersebut berdasarkan hasil rapat evaluasi operasi tanggap darurat bencana pada Ahad (16/4) pukul 19.35 WIB.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim, Benny Sampir Wanto mengatakan berdasarkan informasi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Sudarmawan, perpanjangan pencarian korban dilakukan dengan pertimbangan adanya alat berat ekskavator yang baru difungsikan Ahad (16/4) kemarin. Selain itu, para relawan juga terlihat masih semangat melakukan pencarian korban.

"Standart SOP pencarian korban bencana hanya tujuh hari, namun bisa diperpanjang atas kesepakatan semua pihak," ujarnya di Surabaya, Senin (17/4).

Benny menjelaskan, operasi SAR bencana longsor pada Ahad dimulai pukul 07.00 WIB. Pencarian korban melibatkan Tim SAR gabungan yang berjumlah 475 personel. Operasi SAR dipimpin langsung oleh Dandim 0810 yang membagi wilayah dalam tujuh SRU (SAR Unit).

Pembagian tugas tujuh SRU tersebut masing-masing, SRU 1-5 mendampingi alat berat ekskavator dalam proses pencarian korban, SRU 6 membuka aliran air di ujung material, dan SRU 7 berfungsi sebagai safety officer yang memastikan evakuasi berjalan lancar. Benny menyebutkan, ekskavator yang diturunkan berjumlah empat unit dan sudah bisa sampai ke lokasi operasi.

"Dengan adanya ekskavator itu proses pencarian korban diperkirakan lebih cepat, jika dibandingkan sebelumnya yang hanya menggunakan alat manual. Namun untuk kegiatan pencarian korban pada hari Ahad tersebut, belum ditemukan korban," katanya.

Selain ekskavator, tim SAR gabungan juga menggunakan peralatan lain dalam operasi SAR, terdiri dari tiga unit alkon, dan empat unit chain shaw. Di samping itu, tim SAR gabungan menurunkan tangki air bersih sebanyak 6 unit truk tangki. Air tersebut digunakan untuk menyuplai kebutuhan air bersih di daerah krisis air Desa Kepel Kecamatan Ngetos dengan jumlah 450 KK terdampak.

Untuk mengantisipasi terjadinya longsor lanjutan, lanjutnya, BPBD Jatim menyarankan aliran sungai yang tertutup dibuatkan sudetan agar air sungai bisa berjalan lancar.

"Jika tidak segera dilakukan, maka dikhawatirkan saat terjadi hujan lebat sumbatan tanah yang menutup sungai menyebabkan banjir material yang membahayakan warga," jelasnya.

BPBD Provinsi Jatim juga telah berkoordinasi dengan Forpimda Kabupaten Nganjuk untuk pendirian posko lapang di dekat lokasi kejadian. Di samping itu, BPBD Kabupaten Nganjuk telah membentuk Struktur Komando Tanggap Darurat dan Pos Komando di kantor BPBD setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement