Rabu 05 Apr 2017 13:21 WIB

Ketum Parmusi Nilai Kasus Makar Benturkan Presiden dan Umat Islam

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Parmusi) Usamah Hisyam memberikan keterangan kepada wartawan di kantor pusat PP PARMUSI, Jakarta, Selasa (20/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Parmusi) Usamah Hisyam memberikan keterangan kepada wartawan di kantor pusat PP PARMUSI, Jakarta, Selasa (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum  Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam menilai kasus makar yang diduga dilakukan oleh Sekjen Forum Umat Islam (FUI), Muhammad Al-Khaththath telah membenturkan antara Presiden Joko Widodo dengan umat Islam.

"Apa yang dilakukan oleh aparat ini membenturkan antara presiden dan umat Islam, jangan lah benturkan antara presiden dan umat Islam karena Presiden ini simbol negara," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (5/4).

Seperti diketahui, Al Khaththath ditangkap oleh pihak kepolisian menjelang pelaksanaan Aksi 313 pada Kamis (30/3) malam. Ia ditangkap atas dugaan makar bersama empat twrsangka makar lainnya, yaitu aktivis Zainuddin Arsyad, Wakorlap Aksi 313 Irwansyah, Panglima FSI Diko Nugraha, dan Andry.

Baru-baru ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Pravowo Argo Yuwono mengeluarkan pernyataan lagi bahwa Aksi 313 merupakan pemanasan bagi para tersangka, sedangka tindakan makarnya akan dilakukan pada 19 April mendatang. Bahkan, ia menyebut tindakan makar tesebut akan dilakukan di lima kota.

Namun, menurut Usamah, tidak ada maksud apa-apa dalam Aksi 313 tersebut selain hanya untuk menuntut agar terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diberhentikan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Sebenarnya tidak masalah kok, kita datang kemarin ke aksi itu untuk mengetuk pintu Istana agar Ahok dicopot sesuai undang-undang. Kita menegakkan konstitusi untuk keadilan umat, itu aja kok masalahnya, tapi kenapa Ahok itu dipertahankan mati-matian seperti ini," ucap pemimpin delegasi massa Aksi 313 saat bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto tersebut.

Ia pun heran dengan tindakan polisi yang tiba-tiba menuduh makar terhadap tokoh dan beberapa aktivis Islam tersebut. Pasalnya, Wiranto sendiri telah bersedia membuka ruang dialog dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo.

"Menkopolhukam kan udah buka ruang dialog atas nama presiden. Kita juga sudah datang aman dan tertib, ini terbukti umat Islam ini sudah sabar. Kita ini pimpinan juga sudah sabar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement