Ahad 02 Apr 2017 11:30 WIB

Pedagang Pasar Baru Protes Pernyataan Ketua DPRD Bekasi

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
 Pasar tradisional (ilustrasi).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Pasar tradisional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang yang terhimpun dalam Forum Komunikasi Pasar Baru (FKP2B) Cikarang, Bekasi menyesalkan pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Sunandar terkait revitalisasi Pasar Cikarang.

Sunandar diketahui mengeluarkan pernyataan bahwa revitalisasi Pasar Baru Cikarang dengan mengunakan APBD Kabupaten Bekasi dirasa tidak mungkin dikarenakan membutuhkan anggaran yang tak sedikit.

Hal tersebut disampaikan Sunandar setelah menerima desakan dari FKP2B Cikarang yang melakukan aksi menduduki gedung DPRD Kabupaten Bekasi berturut-turut, beberapa hari lalu.

Yuli Sri Mulyati Ketua Umum FKP2B Cikarang, menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi mampu membangun Stadion Wibawa Mukti dengan mengunakan dana APBD yang lebih besar dari dana yang dikeluarkan untuk revitalisasi Pasar Baru Cikarang.

"Revitalisasi Pasar Baru Cikarang itu kan hanya Rp 500 miliar, Sunandar mengatakan enggak mampu. Sementara, Pemkab Bangun Stadion Wibawa Mukti dengan mengunakan APBD Rp 700 miliar mampu. Ini kan jelas sangat aneh," uajr Yuli dalam keterangannya, Ahad (2/4).

Selain itu, lanjut Yuli, stadion bukanlah suatu kebutuhan rakyat banyak. Berbeda dengan adanya pasar di sebuah daerah yang jelas merupakan kebutuhan rakyat banyak. Yuli mengatakanernyataan Ketua DPRD Kabupaten Bekasi hanya sebagai alasan agar revitalisasi tetap pada sistem BOT (Build Operate Transfer/red) yang hanya akan menyengsarakan para pedagang.

Yuli menilai, pernyataan Sunandar sangat jelas menunjukan bahwa pemerintah tidak pernah memikirkan keselamatan hidup masyarakat Kabupaten Bekasi, khususnya dalam hal ini pedagang. Mereka hanya mementingkan kelompok pemodal saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement