REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah pedagang daging sapi impor di Pasar Baru Kota Bekasi, Jawa Barat, telah menaikkan harga jual. Sejak awal Ramadhan, mereka menjajakan daging sapi impor lebih mahal 10 persen.
"Sejak Ramadhan, harga daging sapi impor yang semula Rp 70 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu per kilogram," kata pedagang daging sapi Wawan di Blok B Pasar Baru Kota Bekasi, Jumat.
Menurut dia, kenaikan harga daging impor terjadi karena peningkatan permintaan konsumen selama Ramadhan 1440 Hijriah/2019 Masehi. Daging asal India dan Australia tersebut didapatkannya dari distributor di Pulogadung, Jakarta.
"Daging impor ini didatangkan ke Pasar Baru Bekasi sejak April akhir 2019 dan harganya memang sudah naik dari sananya," katanya.
Hal serupa dikatakan Ajat pedagang daging sapi di Blok B1 Pasar Baru. Menurut dia, kenaikan harga daging impor merupakan situasi rutin yang biasa terjadi selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran.
"Kenaikan sekitar Rp 10 ribu untuk daging impor ini wajar terjadi setiap bulan puasa, pedagang hanya menyesuaikan saja supaya tidak rugi," katanya.
Ajat mengungkapkan, daging sapi lokal hingga saat ini belum terpengaruh oleh kenaikan harga selama Ramadhan. Daging sapi lokal yang didatangkan dari Nusa Tenggara Timur, Bali, dan sebagian daerah di kepulauan Jawa dibanderol seharga Rp 120 ribu per kilogram.
"Harga daging sapi lokal masih relatif stabil karena pasokan masih aman," katanya.
Sementara itu, harga daging ayam juga mengalami kenaikan di Pasar Baru Bekasi. Dari semula Rp 48 ribu menjadi Rp 52 ribu per kilogram sejak awal Ramadhan. Sedangkan harga ayam hidup justru turun dari Rp 32 ribu pada pertengahan April 2019 menjadi Rp 30 ribu selama Ramadhan.
"Peternak ayam sudah dikasih harga sama agen distributor, sehingga harga yang sampai ke pedagang di pasar ini sesuai dengan harga agen," kata pedagang ayam di Blok A Pasar Baru Kota Bekasi, Zein, yang mendapatkan pasokan ayam dari sejumlah peternak di Purwakarta dan Cirebon, Jawa Barat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
