Kamis 30 Mar 2017 16:16 WIB

Kebutuhan SDM dalam Industri Jaringan Akses Sangat Besar

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Yayasan Pendidikan Telkom melalui Direktorat Primary & Secondary Education menggelar seminar Pentahelix untuk Indonesia, Kamis (30/3).
Foto: Dok: Yayasan Pendidikan Telkom
Yayasan Pendidikan Telkom melalui Direktorat Primary & Secondary Education menggelar seminar Pentahelix untuk Indonesia, Kamis (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka meningkatkan kualitas dan jumlah sumber daya manusia (SDM) lokal, Yayasan Pendidikan Telkom melalui Direktorat Primary & Secondary Education menggelar seminar Pentahelix untuk Indonesia. Hal itu bertujuan untuk membangun dan mengoperasikan jaringan broadband (BB) dalam sistem infrastruktur Information and Communication Technologies (ICT),

Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Dwi S Purnomo mengatakan, konsep Pentahelix yang diusung dalam seminar ini fokus pada bahasan pemenuhan SDM jaringan akses dengan kolaborasi dari pihak stakeholder Pentahelix yaitu akademi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. "Keberadaan sekolah vokasi bidang jaringan akses fiber optik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan bidang SDM. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan sekolah dalam mendidik SDM yang siap pakai di bidang jaringan akses fiber optik maka diperlukan masukan dan diskusi komprehensif melalui Seminar Pentahelix," ujar Dwi, Rabu (29/3).

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam acara seminar ini, terang dia, berbagi informasi arah dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan sekolah vokasi. Ini juga dikaitkan dengan kebutuhan global, regional dan nasional atas pendidikan dan kesiapan tenaga kerja.

"Dengan diselenggarakannya seminar ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada masing-masing stakeholder guna bekerjasama untuk memperhatikan serta mengembangkan sekolah vokasi khususnya di bidang akses fiber optik sehingga dapat menghasilkan SDM yang mumpuni dan mampu diserap oleh industri jaringan akses fiber optik di Indonesia," ujar Dwi.

Direktur HCM PT. Telkom Akses Beni Sukawanto menjelaskan, kebutuhan SDM dalam industri jaringan akses masih sangat besar karena pada masa 30 tahun mendatang fiber optik akan dipastikan masih tetap eksis. Oleh karena itu pihaknya membuat perjanjian jangka panjang dengan YPT khususnya terkait dengan alumni SMK di kejuruan Teknik Jaringan Akses yang mempunyai kelas fiber optik sehingga perusahaannya dapat menghemat waktu untuk mempersiapkan tenaga kerja.

"Biasanya kita membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk menyiapkan supply, tetapi karena Alumni SMK Telkom memang sudah ada di jurusan fiber optik bisa dikatakan  mereka sudah siap terjun di lapangan," ujar Beni.

Acara seminar ini turut mengundang lima narasumber dari masing-masing stakeholder untuk menjadi pembicara dan sharing info berkaitan dengan tema yang diusung. Adapun Narasumber yang memberikan materi pada Seminar Pentahelix ini yaitu Dirjen Pendidikan Dasar & Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad, M.Sc, PhD diwakili Sekertaris Ditjen (Setditjen) Dikdasmen Dr. Thamrin Kasman yang juga berperan sebagai Keynote speaker dalam seminar ini, Dr. Ir. Rina D. Pasaribu., MSc., dari pihak akademisi juga selaku Director of Primary & Secondary Education YPT,  Gunadi Dwi Hantoro,MM., selaku VP R&D PT. Telkom Akses, Tri Hartono Pamilih selaku Ketua APJATELNAS, dan Nasihin Masha, Redaktur Khusus Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement