REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam merancang kompleks Pertokoan Bumi Indah Nagoya Batam sebagai kawasan perbelanjaan bebas kendaraan bermotor demi kenyamanan warga dan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri yang berkunjung ke daerah itu.
"Tidak boleh masuk kendaraan lagi semuanya. Nanti akan ada parkir khusus di luar. Saya akan cari pengusaha untuk membangunnya," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Senin.
Pemerintah akan membangun sejenis atap di sepanjang jalan yang menghubungkan antartoko agar terhindar dari sengatan panas matahari dan air hujan yang turun.
Konsep yang juga diterapkan di Pasar Baru Jakarta itu meniru kawasan berbelanja di Singapura dan Turki sebagai acuan. Meski mencontoh negara lain, pemerintah tetap akan membangun nuansa Melayu untuk kawasan yang diharapkan menjadi ikon Batam itu.
"Pembuatannya kita boleh contoh negara lain. Akan tetapi, ornamennya jelas Melayu. Sekarang sedang didesain Pak Yumasnur, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. Jadi, nanti di sana tertutup atap semua," kata Wali Kota.
Setelah seluruh jalan penghubung antartoko dibangun, Pemerintah menggandeng pemilik rumah toko untuk mempercantik rukonya. Pemerintah mengimbau pemilik ruko menyeragamkan warna cat bangunannya agar terlihat leboh menarik dan cantik.
Tidak hanya kompleks Pertokoan Bumi Indah, konsep yang sama juga akan diterapkan di kompleks pertokoan lain, Kawasan Nagoya, sehingga pada akhirnya seluruh kawasan terhubung menjadi satu. Rencana tata kota itu akan dilakukan secara bertahap.
"Nanti semuanya jadi satu. Sampai Tos 3.000, Jodoh Boulevard, sampai Pasar Induk, tetapi bertahap. Nanti ruko-ruko juga akan saya paksa hias. Biar rapi semua. Tidak ada bayar sewa atau apa, distribusi biasa saja. Saya hanya ingin usaha kecil besar bisa hidup semua," kata Wali Kota.