Rabu 22 Mar 2017 14:14 WIB

Polisi Masih Dalami Motif Bunuh Diri Manajer JKT48

Rep: Alfan Tiara Hilmi/ Red: Ilham
Suasana terkini di kediaman manajer JKT48 Inao Jiro, Rabu (22/3). Inao Jiro ditemukan gantung diri di kamar mandi.
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Suasana terkini di kediaman manajer JKT48 Inao Jiro, Rabu (22/3). Inao Jiro ditemukan gantung diri di kamar mandi.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polisi masih mendalami motif bunuh diri warga negara Jepang yang diketahui berprofesi di bagian manajemen JKT48. Korban yang bernama Inao Jiro (48 tahun), ditemukan tewas di kamar mandi rumahnya, Perumahan River Park Blok GE, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Selasa (21/3).

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pondok Aren, Kompol Indra Ranudikarta membantah kabar yang mengatakan bahwa korban meninggal karena beban kerja. Polisi masih mendalami motif meninggalnya korban. “Tidak ada itu, masih kita dalami motifnya,” kata Indra.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatkeskrim) Polres Tangerang Selatan AKP A Alexander mengatakan, keluarga korban masih terpukul dengan kejadian ini. Melihat kondisi ini, polisi belum bisa meminta keterangan dari keluarga. Ia juga mengatakan, belum ada temuan baru mengenai motif dari kasus ini.

“Belum terverifikasi motifnya, keluarga masih shock semua, jadi belum bisa diambil keterangan,” ujar Alexander.

Alexander mengatakan, pihak rumah sakit sudah melakukan tindakan autopsi kepada korban. Dari autopsi tersebut, ditemukan penyebab kematian adalah karena ada tekanan di leher. “Teridentifikasi bahwa penyebab kematian karena tekanan di leher yang merupakan peristiwa bunuh diri,” kata dia.

Menurut Indra, Inao terakhir terlihat menjemput anaknya pukul 15.00 WIB, Selasa (21/3). Anak Inao sempat memanggill di rumah, tetapi tidak ada jawaban.

Pukul 17.00 WIB, istri korban Reny Damayanti (34) juga memanggil korban setelah pulang kerja, namun tidak ada respons. Kemudian, Reny memanggil pembantu rumah tangganya, Suryati (27), untuk melihat korban dari jendela. Suryati melihat korban sudah menggantung dengan seutas tali di dalam kamar mandi.

Sejam kemudian, Reny memanggil petugas keamanan setempat, Mamad (30). Mereka berusaha mendobrak pintu kamar korban. Setelah pintu terbuka, Reny dan Mamad berusaha memotong kain yang dipakai korban untuk menggantung dirinya.

Setengah jam berlalu, Reny dan dua orang petugas keamanan lain membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Primer Bintaro dengan mobil pribadi milik warga. Namun, korban tidak tertolong dan meninggal.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement