REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Krisis bunuh diri di kalangan tentara penjajah Israel (IDF) dilaporkan makin parah. Dalam dua pekan ini saja tercatat 10 tentara penjajah tewas karena bunuh diri.
Seorang veteran tempur Israel telah mendesak pemerintah untuk segera mengatasi kekhawatiran para tentara yang baru kembali dari perang di Gaza, di tengah-tengah laporan meningkatnya angka bunuh diri.
Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Israel, Kan, Tzachi Atedagi, seorang advokat untuk perlindungan kesehatan mental para tentara, mencatat bahwa 10 tentara baru-baru ini bunuh diri dalam kurun waktu kurang dari dua minggu.
"Kami berteriak. Cukup sudah," kata Atedagi kepada program This Morning di Kan Network B. “Ada banyak veteran perang yang berkeliaran di jalanan, tetapi sangat sulit bagi kami [untuk mendapatkan bantuan] dengan semua birokrasi yang ada,” katanya.
“Kadang-kadang, seorang veteran tempur tidak memiliki waktu 24 jam untuk menunggu,” tambahnya, mengutip beberapa laporan tentang tentara yang bunuh diri saat menunggu intervensi kesehatan dari pemerintah.

Awal pekan ini, Times of Israel melaporkan bahwa seorang tentara terluka parah dalam sebuah percobaan bunuh diri saat sedang berlatih di Israel selatan.
Pada Januari 2025, tentara Israel melaporkan bahwa 28 tentara telah bunuh diri sejak dimulainya perang, yang menandai jumlah tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Sejak saat itu, beberapa kasus bunuh diri oleh tentara telah dilaporkan, meskipun penghitungan resmi tidak akan dirilis oleh militer Israel hingga akhir tahun.
Militer Israel telah melaporkan peningkatan tajam dalam kasus bunuh diri di antara pasukannya sejak perang Gaza pada Oktober 2023, dengan hampir dua tentara mengakhiri hidup mereka setiap bulannya-sebuah tren yang sulit disembunyikan oleh para pejabat rezim Israel.