Ahad 12 Mar 2017 02:38 WIB

Anies: Ambil Hikmah dari Peristiwa Bersejarah

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Cagub DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri Dzikir dan Sholawat Untuk Negeri di masjid Agung At-Tien, Jakarta,Sabtu(11/3).
Foto: Republika/Prayogi
Cagub DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri Dzikir dan Sholawat Untuk Negeri di masjid Agung At-Tien, Jakarta,Sabtu(11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, tampak menghadiri Dzikir dan Shalawat Untuk Negeri dalam rangka Peringatan ke-51 Tahun Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) di Masjid Agung At Tin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (11/3). Dalam kegiatan tersebut, Anies tampak ditemani Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Sandiaga Uno.  

Menurut Anies, Indonesia memiliki begitu banyak tonggak sejarah. Salah satunya adalah adanya Supersemar, yang menandai awal Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Mempelajari sejarah, kata Anies, merupakan hal yang penting agar bisa mengambil hikmah dari sejarah tersebut.

"Kita belajar dari sejarah untuk masa depan, jadi bukan sekedar menengok ke belakang dan mempelajari sejarah, tapi ambil hikmahnya," kata Anies kepada wartawan usai kegiatan Dzikir dan Shalawat untuk Negeri, Sabtu (11/3).

 

Anies pun memaknai kegiatan ini sebagai pelajaran betapa pentingnya menjaga persatuan dan keutuhan berbangsa. "Peristiwa-peristiwa bersejarah itu bisa kita ambil hikmahnya untuk masa depan," tutur mantan Mendikbud tersebut.  

Sementara terkait sosok Presiden Kedua RI, Soeharto, Anies memiliki penilaian tersendiri. Menurutnya, setiap pemimpin memiliki zamannya sendiri-sendiri, dan setiap zaman akan melahirkan pemimpinnya masing-masing. Pada zamannya, kata Anies, Pak Harto adalah sosok pemimpin yang kerap berbicara banyak soal pembangunan.

Namun, Anies mengakui, setiap manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. "Bagian kita sebagai generasi penerus adalah mengambil hikmahnya, bukan sekedar menengok apa yang sudah terjadi. Tetapi kita ambil hikmahnya. Banyak pelajaran kepemimpinan yang bisa kita ambil dari Pak Harto," tutur mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.

Dzikir dan Sholawat untuk Negeri ini memang digelar oleh keluarga besar Soeharto sebagai peringatan ke-51 Tahun Supersemar. Anies pun mengaku, diundang oleh panitia untuk menghadiri acara ini. Selain Anies, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Syaiful Hidayat, juga diundang.

Anies pun menampik, jika undangan yang diterima dari panitia sebagai bentuk dukungan dari keluarga besar Presiden Soeharto di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua mendatang. Namun, Anies mengaku, memang telah mendapatkan deklarasi dukungan dari salah satu putri Soeharto, Titiek Soeharto.

Kendati begitu, menurut Anies, dukungan tersebut lebih bersifat pribadi bukan mengatasnamakan Keluarga Besar Presiden Soeharto. "Tapi bagi kami, dukungan dari setiap warga negara itu penting dan dukungan dari setiap warga adalah amanah. Karena itu, kami pegang sebaik-baiknya. Sama seperti pada malam ini, kita mensyukuri apa yang sudah kita jalani sebagai bangsa. Ini juga sebagai tanggung jawab buat kita untuk melanjutkannya," kata Anies. 

Selain dihadiri ulama dan habaib, seperti Habib Rizieq Shihab dan Habib Syech Assegaf, kegiatan Dzikir dan Shalawat untuk Negeri ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional. Mereka antara lain, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, dan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement