Rabu 08 Mar 2017 20:27 WIB

Makam Mbah Priok Jadi Cagar Budaya, Budayawan: Tujuannya untuk Apa?

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Budayawan, Ridwan Saidi
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Budayawan, Ridwan Saidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Betawi, Ridwan Saidi mempertanyakan kebijakan Gubernur DKI Jakarta menjadikan Makam Mbah Priok sebagai cagar budaya. Sebab, dirinya khawatir jika dijadikan cagar budaya, maka kawasan tersebut akan rentan dijual oleh Pemda.

''Tujuannya apa? Itu kan cagar sejarah, cagar budaya bisa dijual, tidak ada jaminannya,'' kata Ridwan, saat dihubungi, Rabu (8/3).

Menurutnya, penetapan itu menimbulkan tanda tanya, karena setelah jadi cagar budaya, situs tersebut menjadi milik Pemda DKI, yang setiap saat bisa dijual.

Ia mencontohkan, hal tersebut pernah terjadi kepada Mesjid Kebon Jeruk dan Cagar Budaya di Pondok Gede, dimana dua situl tersebut dijual kemudian hilang.

''Jadi, jangan mentang -mentang cagar terus gembira. Yang penting itu dilindungi, yang sudah sudah begitu. SK cagar biasanya merugikan sejarah,'' ujarnya.

Ridwan mengaku, penetapan cagar budaya oleh Basuki T Purnama alias Ahok tanpa melakukan kajian dan konsultasi terhadap pakar. Oleh karena itu, ia meminta SK cagar budaya tersebut dibatalkan, sebab tidak berguna dan tidak ada keuntungannya.

''Tidak jaminan itu akan abadi. Bukan jaminan itu benar secara sejarah, seperti (makam) Pangeran Jayakarta,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement