Selasa 14 Feb 2017 14:33 WIB

Pemkot akan Bangun Pusat Budaya Sunda di Cibiru

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Walikota Bandung Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung akan membangun Pusat Budaya Sunda di Cibiru di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, bangunan tersebut nantinya akan menjadi ruang kreatif bagi para seniman dan budayawan setempat. Konsep arsitektur bangunan, dirancang berdesain Julang Ngapak dengan material mayoritas bambu.

Menurut Ridwan Kamil, suasana khas kampung Sunda akan dihadirkan sebagaimana yang ada di kampung-kampung adat di Jawa Barat. Selain itu, di arena tersebut warga tidak hanya bisa menonton pertunjukan tetapi juga bisa berinteraksi langsung dengan para seniman. Serta, bisa merasakan pengalaman membuat kerajinan tematik Sunda.

"Jadi ada lorong kampung, fungsinya menjual produk tradisional UKM," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (14/2).

Emil mengatakan, masyarakat pun nanti bisa melihat pengerajin menghasilkan karya. Selain itu, akan ada pula selasar untuk bazar dan pameran, padepokan untuk studio latihan, dan ruang serba guna untuk pertunjukan.

Masyarakat pun, kata dia, bisa datang meramaikan tempat tersebut sekaligus memperkenalkan budaya Sunda agar lebih dekat ke masyarakat. Bangunan tersebut, direnovasi dalam rangka melestarikan budaya Sunda. Ia juga ingin mendistribusikan aktivitas warga agar tidak hanya terkonsentrasi di pusat kota. Jadi, Ia berencana untuk membangun pusat-pusat budaya di wilayah-wilayah.

"Salah satu yang paling siap ada di Cibiru karena lahannya paling siap, di pinggir jalan besar, dan memadai," katanya.

Emil mengaku, konsep yang serupa juga sebetulnya akan dilaksanakan di Ujungberung. Namun, pembangunan di wilayah tersebut terkendala pembebasan lahan untuk jalan akses masuk. Walaupun begitu, Ia tetap akan melanjutkan proyek tersebut.

Pendirian pusat kebudayaan Sunda itu, kata dia, tujuannya bukan semata-mata untuk menarik wisatawan. Tetapi, lebih kepada ingin meningkatkan eksistensi budaya tradisional di tengah zaman modern ini.

"Kalau menarik wisatawan itu jadi bonus. Jadi, tak ada wisatawan juga yang penting bisa mengajarkan anak-anak kita soal tradisi," katanya.

Dikatakan Emil, pembangunan ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk membangun karakter kesundaan yang kuat pada masyarakat. Agar, warga Bandung selain modern, kreatif agamis, namun juga tetap berakar pada budaya Sunda.

"Kan ciri bangsa yang maju menurut saya adalah seimbang antara modernitas dengan tradisi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement