Jumat 03 Feb 2017 16:40 WIB

Sopir Bus DAMRI Khawatir dengan Operasional Transjakarta ke Bandara

Rep: Muhyiddin/ Red: Bilal Ramadhan
Bis Damri
Bis Damri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sopir bus DAMRI yang beroperasi di Terminal Pasar Minggu merasa khawatir dengan rencana Pemerintah DKI Jakarta yang akan mengoperasikan Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta. Pasalnya, para sopir takut nantinya bus DAMRI tidak diminati penumpang lagi, sehingga sopir pun akan kehilangan pekerjaannya.

“Ya pasti ada kemungkinan persaingan juga itu nanti, saya khawatir malah nanti tidak jadi sopir lagi,” ujar salah seorang sopir DAMRI, Dudi Hidayat (34), kepada Republika.co.id di Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/2).

Namun, jika nantinya penumpang bus DAMRI tergerus oleh adanya bus Transjakarta, ia berharap Pemerintah DKI Jakarta tetap peduli kepada para sopir. “Harapannya yang penting kita disejahterakan saja lah, jangan sampai diacuhkan lah. Jangan sampai adanya Jakarta sopir malah nganggur,” kata sopir asal Sumedang tersebut.

Sementara, sopir bus DAMRI lainnya, Dedi Darmadi (44), justru tidak begitu khawatir dengan akan adanya operasional Transjakarta ke Bandara. Karena ia yakin meskipun nantinya tumpang tindih dan bus DAMRI tidak lagi beroperasi, dirinya pasti akan dipindahkan untuk menjadi sopir bus Transjakarta.

“Kalau saya tidak masalah, soalnya kita juga nanti yang jadi pengemudinya (Transjakarta), biasanya ya, kalau yang punya jalur di situ pasti gabung sama tender operator di situ kan, saya tidak khawatir, nggak masalah,” kata Dedi.

Menurut Dedi, bus DAMRI yang beroperasi di Pasar Minggu sendiri ada 16 bus dan masing-masing bus dikendalikan oleh seorang sopir dan kernet. Ia meyakini jika ada Bus Transjakarta pasti masyarakat akan memilih Transjakarta.

Kan banyak sopirnya ini, kalau nggak ikut ke Transjakarta, mau dikemanain sopirnya kan?” katanya.

Pelaksana Tugas (plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sebelumnya telah menjamin bahwa rencana operasional Transjakarta ke Bandara tersebut tidak akan tumpang tindih dengan bus DAMRI. Sebaliknya, menurut dia, kedua angkutan massal itu justru akan saling mengisi.

“Nanti dibicarakan untuk tidak saling mematikan, tapi saling mengisi,” ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (27/1) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement