REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tindak kekerasan dalam Diksar Mapala UII di Hutan Gunung Lawu memang positif terjadi. Namun demikian, Tim Investigasi Internal UII belum bisa mempublikasikan siapa saja panitia yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
"Untuk saat ini kami belum bisa menyampaikan siapa pelakunya, berapa dan interval frekuensi kekerasannya seperti apa," tutur Anggota Tim Investigasi UII, Muzayin di Rektorat kampus setempat, Selasa (24/1). Meski demikian, yang ia ketahui format Diksar terdiri dari dua format.
Antara lain materi di kelas dan materi di lapangan. Meski begitu, terkait pelaksanaan Diksar di Lawu, saat ini masih pada proses pendalaman penyelidikan.
Sementara itu, Wakil Rektor I Ilya Maharika mengakui ada kesalahan dalam penyelenggaran Diksar Mapala UII tahun ini. Pasalnya, selama 36 kali penyelenggaran, baru kali ini kegiatan tersebut menghadapi persoalan.
“Evaluasi ke depannya, untuk penyelenggaran kegiatan harus melibatkan pihak kampus," kata Ilya. Pada kasus ini, ia berjanji pihak kampus akan bersikap objektif termasuk mengijinkan kepolisian untuk pemeriksaan.