Jumat 20 Jan 2017 21:57 WIB

SBY Dinilai Sindir Pemerintah, Demokrat: Beliau Sangat Prihatin

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham
Presiden RI keenam yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pemaparan saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Presiden RI keenam yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pemaparan saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mencuit dalam akun twitter resminya @SBYudhoyono terkait kondisi negara saat ini. Dalam cuitan yang ia unggah pada Jumat (20/1), SBY nampak tengah gusar dengan kondisi negara yang marak dengan berita-berita hoax.

"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar hoax berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang?" tulis SBY.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan saat dikonfirmasi menilai, cuitan SBY merupakan ungkapan keprihatian terhadap maraknya penyebaran berita hoax beberapa waktu terakhir ini. "Itu bentuk daripada keprihatian seorang pemimpin, di mana saat kepemimpinan beliau tidak pernah terjadi seperti itu. Sangat prihatin, tentu itu sangat wajar, karena saat memimpin tidak seperti ini," ujarnya.

Cuitan itu tentu ditujukan untuk para penyebar berita hoax di negeri ini. Namun, ia enggan berspekulasi apakah kemungkinkan penyebar berita hoax yang dimaksud tersebut adalah Pemerintahan saat ini. "Ya terserahlah, yang pasti saat beliau memimpin kan nggak pernah seperti ini," kata dia.

Karenanya, ia menilai, sudah seharusnya pemerintah serius menindaklanjuti banyaknya persoalan berita hoax saat ini. Karena jika tidak, persoalan akan terus berlanjut. "Harusnya pemerintah segera menanggapi masalah hoax ini, jangan terus dibiarkan, harus ditindak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement