Selasa 10 Jan 2017 16:34 WIB

Megawati: Ideologi Tertutup Ancaman Persatuan Kesatuan Bangsa

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya di HUT ke-44 PDIP di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politiknya di HUT ke-44 PDIP di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, ideologi tertutup dapat mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman.

"Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia menjadi pendeteksi sekaligus tameng proteksi terhadap tendensi hidupnya ideologi tertutup," kata Megawati ketika menyampaikan pidato politiknya pada peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/1).

Peringatan ulang tahun ke-44 PDI Perjuangan tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri Kabinet Kerja, sejumlah ketua umum partai politik, serta pengurus dan kader PDI Perjuangan. Menurut Megawati, ideologi tertutup itu bersifat dogmatis serta tidak berasal dari cita-cita yang sudah hidup di masyarakat.

"Ideologi tertutup hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tanpa dialog apalagi demokrasi," katanya.

Megawati menegaskan, apa yang mereka lakukan hanyalah kepatuhan yang lahir dari watak kekuasaan totaliter dan dijalankan dengan cara-cara totaliter pula. Bagi mereka, kata dia, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.

Presiden kelima Republik Indonesia ini menjelaskan, syarat mutlak hidupnya ideologi tertutup adalah lahirnya aturan-aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. "Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak dengan memaksakan kehendaknya," katanya.

Karena itu, menurut Megawati, pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan. Megawati menegaskan, demokrasi dan keberagaman dalam ideologi tertutup tidak ditoleransi karena kepatuhan total masyarakat menjadi tujuan, serta antikebinekaan.

"Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini," katanya.

Menurut Megawati, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup juga memosisikan diri sebagai pembawa self fulfilling prophecy, yakni para peramal masa depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement