Senin 19 Dec 2016 17:11 WIB

Kehadiran Drone Jadi Hiburan Anak Korban Gempa Pidie

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) mengikuti proses belajar mengajar di tenda darurat pasca sekolah mereka roboh akibat gempa 6,5 SR di Desa Paru Keude, Kecamatan Bandar Baro, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (16/12).
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah pelajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) mengikuti proses belajar mengajar di tenda darurat pasca sekolah mereka roboh akibat gempa 6,5 SR di Desa Paru Keude, Kecamatan Bandar Baro, Pidie Jaya, Aceh, Jumat (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Raut anak-anak yang menjadi korban gempa di jalan Peuduek Desa Deyah Teumanah, Kecamatan Trenggadeng, Kabupaten Pidie Jaya terbilang dingin saat Republika mengajak bicara. Namun saat drone tim dokumentasi Rumah Zakat (RZ) mengudara, mereka nampak antusias.

Dari mulai drone dikeluarkan dari atas sekitar lima orang anak sudah berkumpul. Mereka melihat dan menyentuh drone dengan rasa penasaran. Tak lama kemudian, drone pun mengudara. Dari tadinya hanya lima anak, malah bertambah jadi puluhan anak yang menyaksikan.

Mereka bahkan rela menaiki lantai dua gedung pengajian di sebelah Masjid Dahrul Ihsan agar bisa melihat drone secara lebih jelas. Mata mereka bergerak ke kiri dan kanan seiring pergerakan arah drone. "Wah itu apa? Kok kayak pesawat ya tapi kecil?" tanya salah satu anak pengungsi dengan penasaran, Senin (19/12).

Bahkan pemilik drone pun kewalahan dengan banyaknya anak yang mengerubunginya. Ketika ia menurunkan drone, anak-anak memintanya mengudarakannya kembali. "Nanti ya nanti terbang lagi sekarang dronenya istirahat dulu," kata pemilik drone Walgi Efriyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement