REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Para pengungsi yang tinggal di Masjid Rhieng Blang, Desa Rhieng Blang, Kabupaten Pidie Jaya tetap mempersiapkan perayaan Maulid Nabi meskipun berada di tengah bencana gempa. Perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut akan dilaksanakan pada Senin (12/12) besok sekitar pukul 10.00 WIB.
Seperti masyarakat di daerah Aceh lainnya, di setiap tanggal 12 Rabiul Awal, warga Pidie Jaya akan merayakan maulid nabi di masjid. Secara substansi, peringatan ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Salah satu warga, Maryani (39 tahun) mengatakan saat ini ibu-ibu yang berada di Posko Pengungsian tersebut tengah mempersiapkan bahan-bahan makanan yang akan disajikan dalam perayaan itu. “Sudah dikasih sedekahnya untuk beli ayam, sekedar itu. Tapi belum cukup uangnya untuk belanja alat-alatnya belum ada,” ujar Maryani kepada Republika.co.id, Ahad (11/12).
Menurut Maryani, pelaksanaan maulid tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya warga menyiapkan makanan sendiri-sendiri dan membawanya ke masjid, pada tahun ini warga bergotong royong di pengungsian. “Maulid di sini berdzikir, ceramah juga biasanya, sampai dzuhur acaranya besok,” ucapnya.
Meskipun berada di tengah bencana, warga Pidie Jaya tidak bisa terlepas dari acara tahunan tersebut. Menurut dia, warga tetap semangat untuk merayakan maulid dengan seikhlas-ikhlasnya. “Itu lah kita kebiasan itu, tidak bisa lepas dari hari kelahirannya nabi kita. Apalagi kita ini sedang bencana, minta sama Allah supaya dijauhkan dari bencana lagi ya kan musibah semacam ini, bala-bala semoga dijauhkan,” kata dia.
Pengungsi lainnya, Abdul Aziz (52 tahun) mengatakan, setelah berdzikir dalam perayaan itu, masyarakat akan makan bersama walaupun seadanya. Biasanya di masjid akan disediakan nasi dan lauk pauk yang ditaruh di atas nampan.
Ia pun berharap melalui doa bersama pada perayaan Maulid Nabi itu bisa terjauh dari berbagai macam bencana. “Harapan kami nantinya semoga lebih dijauhkan lagi bencana,” ujar Aziz.