REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di setiap penanganan bencana, pendirian dapur umum yang mensuplai makanan siap santap untuk korban bencana harus terpenuhi dalam penanganan bencana. Pada penanganan gempa di Pidie Jaya, proses tersebut direalisasikan tim Tanggap Bencana Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam membantu korban gempa.
Di hari pertama gempa yang terjadi pada Rabu subuh (8/12), pukul 05.03 WIB, sore harinya Tim Tanggap Bencana ACT langsung mendirikan dapur umum dan mensuplai ratusan makanan siap santap untuk korban gempa.
Menurut Nurhadi (40), Koordinator Dapur Umum ACT, Tim Dapur Umum dalam proses penyediaan makanan siap santap untuk korban gempa dibantu ibu-ibu korban bencana gempa. “Alhamdulillah, ibu-ibu korban gempa ikut terlibat membantu kami dalam menyiapkan makan untuk korban, seperti kegiatan mencuci, memasak, packing, hingga distribusi makannya,” ujarnya, Ahad (11/12).
Dalam penyediaan suplai makanan siap santap untuk korban bencana, Tim Dapur Umum ACT selalu menyediakan makan bergizi untuk korban bencana. Nurhadi menyebut menu makan untuk pengungsi yang disediakan timnya merupakan menu standar untuk korban bencana, yang berisi nasi dan lauknya berupa daging ayam, sayur, tahu tempe, kerupuk dan buah-buahan seperti jeruk pisang, salak atau buah yang lainnya.
“Tim kami sangat menghindari makanan yang kurang bergizi untuk pengungsi, seperti tidak menyediakan makanan dari mi instan dan telor saja, karena itu tidak memenuhi standar gizi untuk para korban bencana,” kata dia.
Pada hari kedua bencana gempa bumi di Pidie Jaya ini, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, didampingi Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf datang mengunjungi dapur umum ACT dan 2 titik pengungsian di Masjid At Taqarub dan Meunasah Keude, di Gampong Keude Trienggadeng, Kecamatan Trienggadeng. Sekitar 1.200 orang pengungsi mendiami dua kamp pengungsian tersebut.
“Menteri Dalam Negeri dan jajarannnya didamping Wakil Gubernur Aceh telah mengunjungi dapur umum ACT dan dua kamp pengungsian," ujarnya.
Sementara itu pencarian (evakuasi) korban gempa masih terus berlangsung, hari ini Tim Tanggap Bencana ACT bersama TNI dan BPBD Pidie Jaya dan elemen lainnya tengah melakukan pencarian korban yang masih tertimbun direruntuhan bangunan di Pasar Gampong Keude Meureudu, Kecamatan Meureudu. Pencarian dibantu dengan empat alat berat eskavator. Gabungan Tim SAR dan TNI ini berupaya menemukan korban yang masih diduga tertimbun di reruntuhan bangunan.
Gempa susulan masih dirasakan oleh warga Pidie Jaya dan sekitarnya dengan getaran ringan (lemah), meskipun gempa yang dirasakan lemah, namun sangat membuat trauma warga, yang setiap terjadi gempa susulan warga berhamburan keluar rumah atau gedung untuk menyelamatkan diri.